sukabumiNews, JAKARTA – Badan Pusat Statistik (BPS) mengungkapkan pertumbuhan ekonomi pada kuartal II-2025 mencapai 5,12 persen secara year on year (yoy) bila dibandingkan dengan kuartal yang sama di tahun sebelumnya sebesar 5,02 persen.
Deputi Bidang Neraca dan Analisis Statistik BPS Moh. Edy Mahmud mengungkapkan ekonomi indonesia berdasarkan produk domestik bruto atau PDB Indonesia pada kuartal II 2025 atas dasar harga berlaku (ADHB) sebesar Rp5.947,0 triliun dan atas dasar harga konstan (ADHK) mencapai Rp3.396,3 triliun.
Sementara itu, ekonomi indonesia berdasarkan produk domestik bruto atau PDB Indonesia pada kuartal II 2024 atas dasar harga berlaku sebesar Rp5.536,6 triliun dan atas dasar harga konstan mencapai Rp3.231,0 triliun.
“Sehingga pertumbuhan ekonomi indonesia pada triwulan II 2025 bila dibandingkan dengan triwulan II 2024 atau secara year on year tumbuh sebesar 5,12 persen,” ujarnya dalam konferensi pers, Selasa, 5 Agustus.
Edy menyampaikan ekonomi Indonesia pada kuartal II 2025 bila dibandingkan dengan kuartal I 2025 yang mencapai 4,87 persen (yoy) atau secara secara kuartalan (quarter to quarter/qtq) tumbuh 4,04 persen.
Ia menjelaskan ekonomi indonesia berdasarkan produk domestik bruto atau PDB Indonesia pada kuartal I 2024 atas dasar harga berlaku sebesar Rp5.665,9 triliun dan atas dasar harga konstan mencapai Rp3.264,5 triliun.
Sebelumnya, Kepala Ekonom Bank Mandiri Andry Asmoro memperkirakan, pertumbuhan ekonomi pada kuartal II 2025 akan mencapai 4,79 persen secara year on year (yoy) atau melambat dibandingkan dengan kuartal I 2025 yang tumbuh sebesar 4,87 persen (yoy).
BACA Juga: BRI Insurance Dorong Peningkatan Ekonomi Pesantren melalui Program CSR di Bidang Peternakan Sapi dan Pangan
Namun, secara kuartalan atau quarter to quarter (qtq), perekonomian diproyeksikan tumbuh sebesar 3,71 persen pada kuartal II 2025, membaik dari kontraksi sebesar 0,98 persen pada kuartal sebelumnya.
Menurut Andry, perlambatan pertumbuhan ekonomi pada kuartal II 2025 terutama disebabkan oleh melemahnya konsumsi rumah tangga.
“Konsumsi rumah tangga diperkirakan melambat akibat faktor musiman dan perilaku belanja yang lebih selektif. Namun demikian, peningkatan bantuan sosial dari pemerintah diperkirakan dapat membantu menahan perlambatan ini,” tutur Andry dalam keterangan tertulisnya, Senin, 4 Agustus.
Sementara itu, ia menyampaikan bahwa aktivitas investasi diperkirakan akan tumbuh secara moderat pada kuartal II 2025, tercermin dari penurunan penjualan semen dan perlambatan penyaluran kredit produktif perbankan.
Menurutnya hal ini menunjukkan terbentuknya modal yang lebih berhati-hati karena dunia usaha masih menerapkan pendekatan wait-and-see.
Andry menyampaikan bahwa belanja pemerintah diperkirakan mulai pulih dari kontraksi pada periode sebelumnya sebesar 1,38 persen.
“Meskipun total pengeluaran masih cenderung lambat, belanja pemerintah pusat terutama untuk gaji pegawai dan program sosial diperkirakan meningkat pada kuartal ini,” tuturnya.
Selain itu, Andry menyampaikan bahwa pertumbuhan ekspor diperkirakan akan meningkat pada kuartal II 2025, didorong oleh strategi front-loading menjelang penerapan tarif impor AS.
“Kenaikan ini diharapkan dapat menopang kinerja ekspor netto di tengah masih lemahnya perdagangan global,” pungkasnya.
BACA Juga: Ekspor Karet Sumatera Alami Peningkatan 15,6 Persen, Ini Pemicunya
Ikuti dan dapatkan juga update berita pilihan dari sukabumiNews setiap hari di Channel WahatsApp, Telegram dan GoogleNews.









