Protes Mahasiswa pro-Palestina yang Dimulai di AS Menyebar ke Seluruh Dunia

Pelajar universiti Amerika meneruskan aksi duduk dan protes mereka sebagai solidariti dengan Palestin dan menuntut penarikan balik pelaburan universiti daripada syarikat yang "menyokong Israel" | Foto: t.me/Save_Palestin

Mahasiswa di seluruh dunia menggelar aksi solidaritas dukung Palestina di kampus untuk mendukung aksi yang dimulai di Universitas Columbia, AS

sukabumiNews.id, ANKARA – Aksi para mahasiswa menggelar demonstrasi untuk mendukung Palestina, yang dimulai di Universitas Columbia di Amerika Serikat (AS) pada pertengahan April telah menyebar ke seluruh dunia, dan terus berlanjut meski ada tekanan dari polisi.

Dikutip dari Anadolu Agency, Jum’at (10/5/2024) lebih dari 2.500 orang telah ditahan sejauh ini dalam protes di banyak universitas di AS, dimana polisi melakukan penangkapan atas permintaan pemerintah.

Kini ribuan mahasiswa di seluruh dunia berkumpul di kampus mereka untuk mendukung demonstrasi yang dimulai di Universitas Columbia untuk memprotes agresi Israel ke Gaza.

Demonstrasi masih terus berlanjut, terutama di universitas-universitas di negara-negara Eropa, di tengah tekanan dan perlakuan keras dari polisi.

Para pengunjuk rasa hadapi tuntutan di negara bagian Ohio, AS

Jaksa Agung Ohio Dave Yost merekomendasikan agar otoritas perguruan tinggi di Ohio memperingatkan mahasiswa yang berpartisipasi dalam demonstrasi tentang tuduhan melakukan kejahatan.

Yost mengingatkan sesuai undang-undang yang dibuat untuk mencegah aktivitas organisasi rasis Ku Klux Klan (KKK), warga yang menyembunyikan wajah dan berkumpul bisa dipidana pidana berat.

Read More

Dukungan anggota Kongres AS kepada mahasiswa yang ditahan polisi

Anggota Kongres AS Rashida Tlaib dan Cori Bush menerima perwakilan mahasiswa Universitas George Washington yang mendirikan tenda solidaritas Palestina dan telah dibubarkan oleh polisi.

Anggota Kongres AS menekankan bahwa hak kebebasan berekspresi mahasiswa dirampas dalam rangka membungkam kritik terhadap Israel.

Tlaib menggambarkan para mahasiswa yang dibubarkan oleh polisi Washington pada 03.30 malam adalah orang-orang yang menggelar aksi protes secara damai untuk menyampaikan hak kebebasan berekspresi mereka.

“Situasi ini merupakan upaya untuk menekan hak konstitusional atas kebebasan berekspresi mahasiswa yang ingin memprotes keterlibatan universitas dalam genosida yang dilakukan pemerintah Israel terhadap warga Palestina,” kata Tlaib.

Universitas Pennsylvania

Menurut media lokal, demonstrasi mendukung Palestina terus berlanjut di Perkemahan Solidaritas Gaza yang didirikan di dekat College Green, pusat kampus Universitas Pennsylvania di negara bagian Philadelphia, AS.

Para pengunjuk rasa memperluas area kamp dan berbaris, meneriakkan slogan-slogan untuk mendesak pemutusan investasi dan hubungan dengan Israel.

Setelah polisi turun tangan, para demonstran berhenti meneriakkan slogan-slogan dan menonton film Palestina di kampus.

Inggris

Mahasiswa Universitas Oxford yang memprotes serangan Israel meninggalkan kamp yang mereka dirikan dan mengadakan pawai selama satu jam di depan Teater Sheldonian untuk mendukung Palestina.

Berbicara kepada harian Telegraph, Kendall Gardner, salah satu mahasiswa peserta demonstrasi, mengatakan, “Sebagai seorang Yahudi yang membela kebebasan semua orang, slogan-slogan yang digunakan oleh para mahasiswa memberikan saya harapan. Slogan-slogan ini mencerminkan keinginan kami untuk dunia yang lebih baik di mana tidak ada seorang pun yang hidup di bawah pendudukan atau apartheid.”

Setidaknya 303 dosen dan staf Universitas Oxford menandatangani pernyataan mendukung kamp yang didirikan untuk mendukung Palestina itu.

Wakil Rektor Universitas Cambridge Deborah Prentice mengumumkan bahwa perkemahan solidaritas Palestina yang didirikan di King’s College tidak akan dibubarkan dan universitas bertekad untuk mendukung hak-hak masyarakat atas kebebasan berekspresi dan melakukan protes.

Austria

Polisi melakukan intervensi terhadap aksi mendukung Palestina yang berlangsung selama tiga hari di Universitas Wina di Austria.

Daftar

Related posts