Analisis Kritis Terkait Serangan Teroris di Balai Kota Crocus Moskow

Pemerhati Intelijen, Dede Farhan Aulawi memberikan Analisis Kritis terkait serangan Teroris di Balai Kota Crocus, Moskow, Rusia. | Foto: Dok. sukabumiNews

Tiga orang terdakwa yang telah ditangkap dan digiring dengan mata tertutup dan satu orang menggunakan kursi roda ke pengadilan Moskow, bukan semata-mata peristiwa biasa tetapi ada ‘pesan’ yang ingin disampaikan bahwa Moscow akan bertindak tegas terhadap siapapun pelaku yang berusaha menyerangnya dan akan ada konsekuensi tegas pula terhadap aktor negara manapun yang menjadi dalang atau setidaknya turut serta dalam rencana serangan.

Jika aktor lapangan bisa ditangkap dalam satuan JAM, maka tidak lama lagi dalangnya akan diketahui dalam satuan HARI. Dan ini akan berimplikasi pada keseriusan situasi keamanan dunia. Sejauh ini memang tuduhan sementara diarahkan ke ISIS-K sebagai Negara Islam di Khorasan, atau IS-K sesuai dengan rekaman grafis yang mereka rilis.

BACA Juga: 5 Fakta Penembakan Konser di Moskow: Pelaku Ditangkap-Ancaman Putin

Persoalannya adalah tidak ditemukan relasi kausalitas serangan tersebut dengan Rusia vs ISIS. Apalagi klaim yang mengatakan bahwa ‘Rusia dinilai sering menyakiti negara Islam’ merupakan pernyataan negasi yang tidak masuk akal, karena Rusia dengan umat Islam tidak memiliki persoalan, bahkan Rusia cukup tegas dalam melakukan dukungan kemerdekaan Palestina.

Dilain sisi jika kita buka sumber – sumber terbuka seperti google, youtube, dan yang lainnya, termasuk keterangan mantan staf National Security Agency (NSA) atau Badan Keamanan Nasional Amerika Serikat, Edward Snowden yang menyatakan bahwa ada 3 negara yang bertanggungjawab terkait ISIS.

Di sisi lain, 4 orang pelaku serangan tertangkap di wilayah Bryansk dan siap melintasi perbatasan Ukraina saat mereka ditangkap, sehingga diduga bahwa Ukraina ikut ‘bermain’, meskipun Presiden Ukraina, Volodymyr Zelensky sudah membantah klaim tersebut.

Read More

Tentu ada beberapa data dan informasi lain yang tidak bisa diungkapkan secara vulgar di media, tetapi menjadi sangat penting untuk memberikan sedikit pencerahan kepada masyarakat agar tidak menjadi objek garapan penyesatan (disepsi) informasi di tengah derasnya gelombang informasi saat ini. Termasuk perihal adanya peringatan dini dari Dewan Keamanan Nasional AS kepada Rusia tentang potensi serangan terhadap “pertemuan besar”, termasuk konser di Moskow pada awal bulan ini.

BACA: Soal Serangan ISIS-K ke Rusia Ternyata Intel AS Sudah Tahu, Kok Bisa?

Tepat esok harinya, Gedung Putih juga turut mengutuk serangan “keji” tersebut

Perlu diketahui bahwa Negara Islam Provinsi Khorasan atau disebut IS-K kadang juga ISIS-K adalah afiliasi resmi dari gerakan ISIS yang beroperasi di Afghanistan, yang didirikan oleh mantan anggota Taliban Pakistan, Taliban Afghanistan dan Gerakan Islam Uzbekistan.

Taliban Afghanistan dan Gerakan Islam Uzbekistan kemuadian mulai mengkonsolidasikan wilayah di distrik selatan provinsi Nangarhar, yang terletak di perbatasan timur laut Afghanistan dengan Pakistan dan merupakan bekas benteng al-Qaida di wilayah Tora Bora.

Pelopornya bernama Hafiz Saeed Khan seorang komandan veteran Tehrik-e Taliban Pakistan (TTP), dan membawa serta anggota TTP terkemuka lainnya, termasuk juru bicara kelompok tersebut Sheikh Maqbool.

Sementara itu Kepala Dinas Keamanan Federal Rusia (FSB) Alexander Bortnikov dalam sebuah wawancara dengan jurnalis Pavel Zarubin mengklaim bahwa Amerika Serikat (AS), Inggris, dan Ukraina berada di balik serangan Moskow dengan tujuan untuk mengganggu stabilitas Rusia.

Dalam konteks ini tentu akan cukup sulit untuk menarik benang merah formil sebagai alat pembuktian adanya relasi peristiwa antara ISIS-K dengan negara – negara barat yang dituduhkan tersebut. Inilah tantangan agen – agen Intelijen Rusia agar mampu membuktikannya sehingga kebenaran akan terungkap, dan pembantaian umat manusia tidak terjadi lagi.

Daftar

Related posts