Soal Serangan ISIS-K ke Rusia Ternyata Intel AS Sudah Tahu, Kok Bisa?

Prajurit Rosgvardia (Garda Nasional) Rusia berjalan menuju Balai Kota Crocus di tepi barat Moskow, Rusia, Jumat, 22 Maret 2024. | Foto: AP/Sergei Vedyashkin

sukabumiNews.id, MOSKOW – Organisasi yang terafiliasi dengan ISIS mengaku bertanggung jawab atas serangan di Moskow pada Jum’at (22/3/2024) waktu setempat.

Serangan tersebut menewaskan sedikitnya 60 orang dan melukai sekitar 100 orang lainnya. Peristiwa tersebut juga dikonfirmasi olen pejabat Amerika Serikat (AS).

Mengutip New York Times dari CNBC Indonesia, Amerika Serikat mengumpulkan informasi intelijen pada bulan Maret bahwa ISIS-Khorasan, yang dikenal sebagai ISIS-K, cabang kelompok yang berbasis di Afghanistan, telah merencanakan serangan terhadap Moskow.

Seorang pejabat AS mengatakan bahwa anggota ISIS telah aktif di Rusia.

Menurut para pejabat kontraterorisme AS, setelah periode yang relatif tenang, ISIS telah mencoba untuk meningkatkan serangan eksternal mereka. Sebagian besar plot di Eropa telah digagalkan, sehingga mendorong penilaian bahwa kelompok ini telah berkurang kemampuannya.

“ISIS-K telah terpaku pada Rusia selama dua tahun terakhir, dan sering mengkritik Presiden Vladimir V. Putin dalam propagandanya,” kata Colin P. Clarke, seorang analis kontraterorisme di Soufan Group, sebuah perusahaan konsultan keamanan yang berbasis di New York.

Read More

“ISIS-K menuduh Kremlin memiliki darah Muslim di tangannya, merujuk pada intervensi Moskow di Afghanistan, Chechnya, dan Suriah,” tuturnya.

Serangan pada hari Jumat di Moskow, seperti serangan di Iran pada bulan Januari yang diklaim oleh kelompok ini. Hal itu dapat mendorong penilaian ulang atas kemampuannya untuk menyerang di luar wilayahnya.

Selain memperingatkan secara terbuka pada tanggal 7 Maret tentang kemungkinan serangan, para pejabat AS juga mengatakan bahwa mereka telah memberi tahu para pejabat Rusia secara pribadi tentang informasi intelijen yang menunjukkan adanya serangan yang akan datang.

Tidak jelas berapa banyak informasi yang diberikan Amerika Serikat kepada para pejabat Rusia di luar apa yang ada dalam peringatan publik.

Badan-badan intelijen Amerika memiliki “kewajiban untuk memperingatkan” target potensial tentang bahaya ketika mereka mengetahuinya.

Amerika Serikat telah memperingatkan Iran tentang kemungkinan serangan menjelang pemboman kembar pada Januari lalu yang menewaskan sejumlah orang dan melukai ratusan lainnya pada upacara peringatan untuk mantan jenderal tertinggi Iran, Qassim Suleimani. Qassim terbunuh oleh serangan pesawat tak berawak AS empat tahun sebelumnya. (**)

BACA: 5 Fakta Penembakan Konser di Moskow: Pelaku Ditangkap-Ancaman Putin

Dapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari sukabumiNews.id. Mari bergabung di Grup Telegram “sukabumiNews Update”, caranya klik link https://t.me/sukabuminews, kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.

COPYRIGHT © SUKABUMINEWS 2024



https://news.google.com/publications/CAAqBwgKMN3MrAww6sy4BA?

Related posts