Pemasaran destinasi pariwisata merupakan kegiatan untuk menciptakan, mengkomunikasikan, menyampaikan dan menukarkan segala penawaran yang dilakukan destinasi pariwisata
SUKABUMINEWS.ID ( BANDUNG ) – Sosialisasi untuk membangkitkan semangat dalam mewujudkan dan mengembangkan desa wisata beberapa tahun terakhir ini sudah cukup baik.
Ada banyak pegiat pariwisata sebagai pejuang-pejuang dalam mengisi kemerdekaan saat ini telah berjibaku kerja keras untuk mewujudkan pariwisata Indonesia yang maju dan kompetitif.
Namun itu saja tampaknya masih belum cukup karena masih banyak pekerjaan yang harus dilakukan untuk memajukan kepariwisataan di Indonesia ini, salah satunya adalah mengajarkan “Strategi Pemasaran Wisata ”.
“Jika ini tidak dilakukan dengan baik, maka Desa Wisata yang telah dibangun dengan bersusah payah itu hanya akan meninggalkan kenangan saja karena tujuan mendatangkan wisatawan belum berhasil,” kata Ketum DPP Prawita GENPPARI , Dede Farhan Aulawi kepada sukabumiNews di Bandung, Jawa Barat , Ahad ( 26/1/2024).
Menurutnya, pemasaran merupakan ilmu tentang cara memasarkan segala macam penawaran produk, termasuk penawaran destinasi wisata kepada konsumen.
Pemasaran destinasi pariwisata merupakan kegiatan untuk menciptakan, mengkomunikasikan, menyampaikan dan menukarkan segala penawaran yang dilakukan Destinasi Pariwisata terhadap segala produk wisata yang memiliki nilai bagi wisatawan, serta dapat memberi manfaat dan tanggung jawab kepada masyarakat.
Perlu diingat, bahwa kepuasan pelanggan dapat diwujudkan apabila semua penawaran yang diberikan destinasi dapat memenuhi apa yang diharapkan (expectation), bahkan kalau bisa melebihi yang diharapkan pelanggan (exceed the Expectation), kata Dede.
Selanjutnya Dede juga menjelaskan bahwa optimalisasi pemasaran destinasi pariwisata akan terjadi apabila destinasi fokus untuk mengejar segmen pasar secara spesifik dari pada melayani pasar secara luas (mass market) yang tentunya sulit dilakukan.
Alasannya, kata Dede, agar sumber daya yang terbatas bisa efektif melaksanakannya dengan jangkau pasar yang terfokus.
Lebih lanjut Dede menjelaskan Faktor-faktor yang mempengaruhi dalam penetapan sasaran pasar destinasi pariwisata. Sasaran tersebut antara lain yaitu;
- Kompetensi pihak manajemen yang akan mengelola segmen pasar yang akan dijadikan sasaran
- Ketersediaan sumber daya, kuantitas, kualitas, dan jenis produk yang dimiliki oleh destinasi wisata
- Keunggulan destinasi wisata bersaing yang meliputi keunikan produk wisata dan harga yang paling bersaing, dan
- Siklus produk/pasar (tren produk atau pasar).
Di samping itu dikenal juga istilah Bauran Pemasaran dengan pendekatan 4 P’s. Empat elemen dalam program pemasaran ini dijalankan agar strategi pemasaran dan positioning yang telah ditetapkan dapat diimplementasikan dengan baik.
“Dalam industri jasa dewasa ini program pemasaran 4 P’s dikembangkan menjadi 7 P’s yaitu Product, Price, Place, Promotion, People, Phyicical Evidence dan Process. Sementara dalam pemasaran destinasi pariwisata, pemasaran 4 P’s dikembangkan menjadi 8 P’s. Menurut Morrison (2013), pemasaran destinasi pariwisata 8 P’s adalah Produk, Harga, Promosi Tempat, Pengemasan, Pemrograman, Kemitraan dan Orang,” bebernya.
Kemudian Dede juga menambahkan penjelasan terkait Strategi Bersaing. Destinasi pariwisata yang mempunyai keunggulan bersaing, menurutnya, dapat mempermudah dalam meraih keuntungan yang lebih besar dan berpeluang hidup lebih lama dalam persaingan.
“Untuk menetapkan dan menjalankan persaingan diperlukan tiga tahap penyusunan strategi persaingan, yaitu 1) Memutuskan posisi pesaing yang mempunyai peluang terbesar dalam persaingan, 2) Menjabarkan atribut produk dan jasa yang mempunyai kekuatan daya tarik terhadap konsumen, dan 3) Menetralkan persaingan dari pesaing,” terangnya.