Selain itu, dalam koran Abadi No. 863 (XXIII/3 Desember 1973), Lukman Harun selaku Ketua BPKP2MA, bersama tokoh DDII dan lainnya, menyerahkan bantuan sebesar 2,5 juta untuk korban perang dan pembebasan Paklestina. Selain iu, diserahkan juga bantuan 20 peti (900 kg) teh untuk bangsa Palestina yang menjadi korban kebiadaban ‘Israel’.
Kepedulian Lukman Harun terhadap Palestina juga bisa dilihat dari intensitas kunjungannya ke berbagai negara Timur Tengah yang ditulisnya dalam berbagai majalah seperti Panjimas serta berbagai koran dan lain-lain.
Dalam buku “Potret Dunia Islam” (1985) di antara yang beliau tulis terkait Palestina. Di antara judulnya; Kota Kuneitra: Potret Kebiadaban Yahudi, Bertemu Yasser Arafat: Ahlan wasahlan..Pucuk Dicinta Ulam Tiba, Gerakan Fedayeen Palestina: Kekuatan yang Mencair, Pejuangan Palestina Dihancurkan Israel dan Negara Arab; dan masih banyak lagi tulisan lainnya yang menggambaran kepedulian Lukman Harun terhadap masalah Palestina.
Dalam ranah tulisan juga, selain membela Palestina, Lukman Harun juga mengkritisi ‘Israel’ dan berbagai kezalimannya. Negara itu, menurutnya, sangat layak untuk tak diakui. Ini seperti tergambar dalam koran Jawa Pos (XXIX/12 Oktober 1977).
Di situ ditegaskan oleh Lukman Harun bahwa Indonesia tak akui ‘Israel’ karena tidak sesuai dengan UUD 45 dan Pancasila. Ini mirip seperti Bung Karno yang sejak lama tidak mau mengakui ‘Israel’ yang merupakan negara penjajah.
Tidak mengherankan jika sahabatnya, Yasser Arafat (Ketua Organisasi PLO/Pembebasan Palestina) dalam buku “Lukman Harun Dalam Lintasan Sejarah dan Politik” (2000: 11-13) menyumbangkan satu artikel berjudul “Mengenang Detik-Detik Kepergian Seorang Saudaraku: Al-Quds Syarif yang Paling Beliau Cintai” sebagai bentuk kenangan terhadap sahabatnya Lukman Harun yang sangat peduli pada masalah Palestina.
Perhatikan catatan Yasser Arafat berikut;
“Dalam mengenang kepergian beliau, dalam pikiran kita terbayang potret seorang mujahid pejuang yang tangguh. Kita mengenal beliau sebagai seorang saudara yang sabar, tabah, mukmin dan konsisten dalam masalah-masalah umat Islam. Beliau mempertahankan hak-hak dan kepentingan umat Islam yang adil. Masalah Palestina dan bangsa Palestina menempati urutan pertama dalam deretan perhatian dan prioritas beliau di mana beliau memberikan banyak dari waktu, usaha, dan hidup unuk ini.”
Dikisahkanlah oleh Yasser Arafat kenangan pada tahun 1968, di saat sedang berkecamu perang Palestina ‘Israel’, Lukman Harun berkunjung ke sana menemui dirinya. Dengan ikhlas dan tulus beliau menyampaikan dukungan dan solidaritasnya untuk perjuangan Palestina. “Almarhum, orang besar ini, ingin bergabung dengan barisan para pejuang Revolusi Palestina yang pada waktu itu masih berusia bayi dan baru tumbuh.”
Secara jujur Yasser juga menyebut bahwa berdirinya Kedutaan Palestina di Jakarta tahun 1990, tidak bisa dilepas dari peran Lukman Harun. Pada waktu itu, beliau bersama Ali Alatas bersama-sama mengibarkan bendera Palestina di Kedutaan Palestina yang baru terbentuk.
Bahkan, masih segar dalam ingatan Yasser pada tahun 1978, Lukman datang ke Beirut bersama Fahmy Khatib untuk menyumbangkan darah untuk orang-orang Palestina yang terluka setelah serangan ‘Israel’ terhadap Lebanon dan Palestina.
Selain dari yang dijelaskan Yasser tersebut, kepedulian Lukman Harun juga bisa dilihat dari keikutsertaannya dalam Resolusi Rapat Akbar Solidaritas Ummat Islam Mengutuk Kebiadaban Israel pada tahun 1969.
Pada waktu itu, di masjid Agung Al-Azhar, bersama tokoh seperti: A.H. Nasution, Moh. Hatta, Prof. Hamka, Dr. Oesman Raliby, Fuad Moh. Fachruddin, Anwar Tjokroaminoto, dan lain-lain, Lukman Harun yang waktu itu menjadi wakil pemuda (yang baru kembali dari Timur Tengah bertemu Yasser Arafat) memberikan ceramahnya dan berbagi pengalaman mengenai kondisi riil di Palestina.