Kemenkes RI Keluarkan Peringatan Mengenai Lonjakan COVID-19 di Asia

Indonesia Keluarkan Peringatan Mengenai Lonjakan COVID-19 di Asia | FOTO: ENVATO/ THE STAR

sukabumiNews, JAKARTA – Kementerian Kesehatan Republik Indonesia (Kemenkes RI) mendesak fasilitas layanan kesehatan untuk tetap waspada dan meningkatkan pengawasan COVID-19 di tengah lonjakan kasus yang disebabkan oleh sub-varian Omicron yang lebih mudah menular tetapi kurang mematikan di beberapa negara di Asia.

Menteri Kesehatan (Menkes) Budi Gunadi Sadikin bertemu dengan Presiden Prabowo Subianto untuk membahas peningkatan jumlah kasus COVID-19 di seluruh Asia. Berbicara kepada wartawan setelah pertemuan tersebut, ia mengatakan bahwa “kasus memang meningkat, tetapi peningkatan tersebut disebabkan oleh varian yang relatif kurang mematikan”.

Pernyataan tersebut muncul setelah kementeriannya mengeluarkan surat edaran minggu lalu untuk memperingatkan fasilitas layanan kesehatan agar tetap waspada setelah tren COVID-19 meningkat di Thailand, Hong Kong, Singapura, dan Malaysia, yang sebagian besar disebabkan oleh subvarian Omicron JN.1 yang lebih mudah menular tetapi kurang parah.

Surat edaran tersebut menginstruksikan instansi kesehatan daerah, rumah sakit, pusat kesehatan masyarakat (Puskesmas) dan fasilitas layanan kesehatan lainnya di seluruh negeri untuk memantau tren kasus melalui pengawasan rutin, melaporkan setiap kejadian yang tidak biasa, dan meningkatkan kesadaran masyarakat tentang perlunya kewaspadaan.

Menurut data terbaru Kementerian Kesehatan pada tanggal 3 Juni, Indonesia melaporkan tujuh kasus terkonfirmasi minggu lalu dengan tingkat positif menurun menjadi 2,05 persen dari puncaknya di 3,62 persen minggu sebelumnya.

BACA Juga: RSCM: Jangan Khawatir, Mycroplasma Pneumonia Tak Separah COVID-19

Epidemiolog Dicky Budiman dari Griffith University di Australia mengatakan peringatan itu harus ditanggapi serius oleh masyarakat luas. “Ini langkah yang baik sebagai peringatan dini untuk menciptakan kesadaran,” katanya kepada The Jakarta Post.

Read More

Ia mengatakan, meski tidak akan lagi menjadi pandemi karena vaksinasi massal telah menciptakan kekebalan kelompok (herd immunity) di kalangan masyarakat Indonesia, ia mengimbau masyarakat untuk tetap berhati-hati.

“Kita harus menjaga perilaku hidup bersih dan sehat yang sudah diterapkan selama pandemi COVID-19, seperti memakai masker secara teratur, mencuci tangan, menjaga jarak fisik, menerapkan pola hidup sehat, dan menjaga sirkulasi udara yang baik.”

Dr Dicky juga menyarankan agar pemerintah meningkatkan sistem kewaspadaannya, terutama di daerah-daerah rentan dengan populasi lansia yang besar.

Dr Masdalina Pane dari Perhimpunan Epidemiologi Indonesia (PAEI) memperkirakan bahwa sub-varian terbaru JN.1 kemungkinan telah masuk ke Indonesia, tetapi sistem pengawasan belum dapat mendeteksinya secara real time.

“Sayangnya, tidak mudah untuk mengidentifikasi tersangka di pelabuhan dan bandara,” katanya, seraya menyarankan agar pemerintah fokus pada pelancong dari negara-negara yang terkena dampak.

“Pemerintah juga dapat menerapkan pemeriksaan diagnostik cepat dan acak berdasarkan kriteria tertentu dengan mempertimbangkan aspek etika,” tambahnya.

Di antara negara yang paling terdampak gelombang saat ini adalah Thailand, yang melaporkan lebih dari 65.000 kasus dan tiga kematian pada minggu terakhir bulan Mei, menurut The Nation.

BACA Juga: Sidang Kasus Korupsi Pengadaan APD Covid-19 Dinkes Sumut, Penasehat Hukum Minta Terdakwa Dibebaskan

Ikuti dan dapatkan juga update berita pilihan dari sukabumiNews setiap hari di Channel WahatsApp, Telegram dan GoogleNews.

COPYRIGHT © SUKABUMINEWS 2025


Dilarang keras mengambil konten, melakukan crawling atau pengindeksan otomatis untuk AI di situs web ini tanpa izin tertulis dari Redaksi sukabumiNews

Daftar atau

Related posts