Gempa berkekuatan 7,7 skala Richter terjadi pada hari Jumat, dengan pusat gempa di dekat kota terbesar kedua di Myanmar, Mandalay. Bencana ini merusak bandara kota, membuat jalan rusak dan meruntuhkan ratusan bangunan di sepanjang pusat negara.
Upaya bantuan semakin terhambat karena pemadaman listrik, kekurangan bahan bakar, dan komunikasi yang tidak lancar. Kurangnya alat berat telah memperlambat operasi pencarian dan penyelamatan, memaksa banyak orang untuk mencari korban dengan tangan pada suhu harian di atas 40 derajat Celcius.
Petugas penyelamat di biara U Hla Thein yang runtuh di Mandalay mengatakan mereka masih mencari sekitar 150 biksu yang tewas.
Tim PBB di Myanmar menyerukan akses tanpa hambatan bagi tim bantuan. “Bahkan sebelum gempa bumi ini, hampir 20 juta orang di Myanmar membutuhkan bantuan kemanusiaan,” kata Marcoluigi Corsi, koordinator residen dan kemanusiaan PBB.
“Kami benar-benar tidak yakin mengenai skala kehancuran pada tahap ini,” Lauren Ellery, wakil direktur program di Myanmar untuk Komite Penyelamatan Internasional, mengatakan kepada The Associated Press. “Mereka berbicara tentang sebuah kota dekat Mandalay dimana 80 persen bangunannya dilaporkan runtuh, namun hal tersebut tidak menjadi berita karena telekomunikasi lambat.”
Kelompok-kelompok yang bekerja sama dengan IRC telah melaporkan bahwa beberapa tempat terputus oleh tanah longsor, katanya.
Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) mengatakan pihaknya mendapat laporan mengenai tiga rumah sakit hancur dan 22 rumah sakit rusak sebagian di wilayah tersebut. “Ada kebutuhan mendesak akan perawatan trauma dan bedah, pasokan transfusi darah, anestesi, obat-obatan penting dan dukungan kesehatan mental,” katanya.
Lebih dari 10.000 bangunan runtuh atau rusak parah di Myanmar tengah dan barat laut, kata badan kemanusiaan PBB. Satu gedung kelas prasekolah runtuh di distrik Mandalay, menewaskan 50 anak dan dua guru, katanya.
Analisis kecerdasan buatan terhadap citra satelit Mandalay oleh Microsoft AI for Good Lab menunjukkan 515 bangunan dengan tingkat kerusakan 80 persen hingga 100 persen dan 1.524 bangunan lainnya dengan tingkat kerusakan 20 persen hingga 80 persen. Tidak jelas berapa persentase bangunan kota yang mewakili hal tersebut. (ROL)









