sukabumiNews, YOGYAKARTA – Peringatan Hari Habitat Dunia dan Hari Kota Dunia 2024 bertajuk “Memetri: Tlatah, Mangsa, Bantala” pada 9 Oktober 2024 di Yogyakarta menjadi magnet pecinta lingkungan.
Pasalnya, Pameran Memetri ini fokus pada perspektif budaya dan lingkungan untuk mendorong aksi iklim di wilayah perkotaan. Sehingga event ini berhasil menarik lebih dari seribu pengunjung hanya dalam sehari sejak dibuka oleh oleh Dirjen Cipta Karya, Diana Kusumastuti.
Pada pameran ini para pengunjung terlibat dalam eksplorasi kontribusi komunitas seniman dan pemuda dalam upaya bersama menghadapi perubahan iklim. Kurator Yoshi Fajar Kresno Murti menjelaskan bahwa Memetri adalah memelihara semua makhluk dan alam.
“Cara berpikir ini, yang berasal dari nilai kesejarahan dan budaya, adalah kunci menuju masa depan perkotaan yang berkelanjutan, sejalan dengan tema Hari Habitat dan Hari Kota Dunia 2024,” ungkap Yoshi.
BACA Juga: Kujungan ke Yogyakarta, Komisi II DPRD Jabar Adopsi CoE Kepariwisataan 2024
Dirjen Cipta Karya Ir Diana Kusumastuti menyampaikan bahwa saat ini pihaknya tidak hanya menghadapi pemanasan global, tetapi sudah memasuki era pendidihan global, dengan dampak nyata dari peningkatan suhu kota hingga daerah pesisir yang mulai tenggelam.
Diana menegaskan bahwa tahun 2024 menjadi tahun penting, karena untuk pertama kalinya, suhu global melewati kenaikan 1,5°C selama satu tahun penuh.
“Hal ini menjadi alarm untuk mempertegas pentingnya komitmen dalam Perjanjian Paris 2015 untuk membatasi kenaikan suhu global,” kata Diana dalam konfefensi persnya, Rabu (9/10/2020).
Diana juga menyoroti pentingnya inovasi infrastruktur ramah lingkungan, dengan mencontohkan Gedung Green Innovation and Creativity (GIK) di Universitas Gadjah Mada (UGM).
Menurutnya, gedung ini dirancang dengan prinsip bangunan hijau yang memaksimalkan pencahayaan alami dan sirkulasi udara, sehingga mampu mengurangi konsumsi energi secara signifikan.
“GIK juga menerapkan sistem pengelolaan air hujan untuk digunakan kembali, menambah aspek keberlanjutannya. Perencanaan, konstruksi, dan operasional gedung ini pun menggunakan teknologi Building Information Modelling (BIM) yang memastikan efisiensi dengan mempertimbangkan lingkungan sejak awal,” terangnya.
Turut hadir pada konferensi pers ini jajaran Kementerian PUPR dan UGM, diantaranya Wakil Rektor UGM Dr. Arief Setiawan Budi Nugroho, CEO GIK UGM Myra Suraryo, dan Chief Program Officer Garin Nugroho, bersama figur seni seperti CEO ARTJOG Heri Pemad dan Kurator Pameran Memetri Yoshi Fajar Kresno Murti.
Sementara dari jajaran PUPR, turut hadir Staf Ahli Menteri PUPR Bidang Sosial Budaya dan Peran Masyarakat, Abram Elsajaya Barus; Direktur Bina Teknik Permukiman dan Perumahan Kementerian PUPR, Dian Irawati; dan Kepala Balai Kawasan Permukiman & Perumahan, Budianto Prasetio.
Kegiatan Hari Habitat Dunia dan Hari Kota Dunia 2024
Berbagai kegiatan menarik lainnya juga diselenggarakan, termasuk roadshow di empat kota besar Indonesia, yakni Bandung, Bali, Medan, dan Yogyakarta, yang bertujuan melibatkan partisipasi aktif generasi muda dalam diskusi tentang perubahan iklim.
Dalam hal ini, Kementerian PUPR juga menargetkan penanaman 3.650 pohon sebagai aksi nyata penyerapan karbon, yang diharapkan mampu menyerap hingga 81 ton emisi per tahun dan menurunkan suhu permukaan hingga 5°C.
BACA Juga: Alami Kekeringan dan Krisis Air Bersih, Desa Kebonpedes Ditinjau Kementerian PUPR
Dapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari sukabumiNews.id. Mari bergabung di Grup Telegram “sukabumiNews Update”, caranya klik link https://t.me/sukabuminews, kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.