Khutbah Jumat: Wajib Mengamalkan Semua Isi Al-Quran

Ilustrasi membaca al-quran

Wajib Mengamalkan Semua Isi Al-Quran

KHUTBAH PERTAMA

إنَّ الْحَمْدَ لِلّٰهِ، نَحْمَدُهُ وَنَسْتَعِينُهُ وَنَسْتَغْفِرُهُ، وَنَعُوذُ بِاللّٰهِ مِنْ شُرُورِ أَنْفُسِنَا وَسَيِّئَاتِ أَعْمَالِنَا، مَنْ يَهْدِهِ اللّٰهُ فَلاَ مُضِلَّ لَهُ وَمَنْ يُضْلِلْ فَلاَ هَادِيَ لَهُ. أَشْهَدُ أَنْ لاَ اِلٰهَ اِلاَّ اللّٰهُ وَحْدَهُ لَاشَرِيْكَ لَهُ، شَهَادَةَ مَنْ هُوَ خَيْرٌ مَّقَامًا وَأَحْسَنُ نَدِيًّا.
وَأَشْهَدُ أَنَّ سَيِّدَنَا محَمَّدًا عَبْدُهُ وَرَسُوْلُهُ الْمُتَّصِفُ بِالْمَكَارِمِ كِبَارًا وَصَبِيًّا.
اَللَّهُمَّ فَصَلِّ وَسَلِّمْ عَلَى سَيِّدِنَا مُحَمَّدٍ كَانَ صَادِقَ الْوَعْدِ وَكَانَ رَسُوْلاً نَبِيًّا، وَعَلَى آلِهِ وَصَحْبِهِ الَّذِيْنَ يُحْسِنُوْنَ إِسْلاَمَهُمْ وَلَمْ يَفْعَلُوْا شَيْئًا فَرِيًّا.
أَمَّا بَعْدُ؛ فَيَا أَيُّهَا الْحَاضِرُوْنَ رَحِمَكُمُ اللّٰهُ، اُوْصِيْنِيْ نَفْسِيْ وَإِيَّاكُمْ بِتَقْوَى اللّٰهِ، فَقَدْ فَازَ الْمُتَّقُوْنَ.
قَالَ اللّٰهُ تَعَالَى :
لَوْ اَنْزَلْنَا هٰذَا الْقُرْاٰنَ عَلٰى جَبَلٍ لَّرَاَيْتَهٗ خَاشِعًا مُّتَصَدِّعًا مِّنْ خَشْيَةِ اللّٰهِ ۗوَتِلْكَ الْاَمْثَالُ نَضْرِبُهَا لِلنَّاسِ لَعَلَّهُمْ يَتَفَكَّرُوْنَ

“Andai al-Quran ini Kami turunkan di atas gunung, kamu (Muhammad) pasti menyaksikan gunung itu tunduk dan terbelah karena takut kepada Allah. Perumpamaan itu Kami buat untuk manusia agar mereka mau berpikir.” (QS al-Hasyr [59]: 21).

Alhamdulillah, bersyukur kepada Allah atas nikmat dan karunia-Nya yang tak terhingga. Di bulan mulia penuh berkah ini kita masih diberi kesempatan oleh Allah untuk beramal shalih, yang pahalanya dilipatgandakan sampai tak terhingga. Shalawat dan salam semoga senantiasa tercurah kepada junjungan alam Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam.

Marilah kita terus meningkatkan derajat takwa kita. Patuhi perintah-perintah Allah subhanahu wa ta’ala dan jauhi larangan-larangan-Nya, apapun kondisi kita. Sungguh, kebaikan akan datang bagi kita yang taat kepada-Nya.

Hadirin jama’ah jum’ah rahimakumullah,

Ramadhan identik dengan Bulan al-Quran. Karena itu Ramadhan sering disebut Syahr al-Quraan. Di bulan ini, al-Quran pertama kali diturunkan. Allah subhanahu wa ta’ala berfirman:

شَهْرُ رَمَضَانَ الَّذِيْٓ اُنْزِلَ فِيْهِ الْقُرْاٰنُ هُدًى لِّلنَّاسِ وَبَيِّنٰتٍ مِّنَ الْهُدٰى وَالْفُرْقَانِۚ

Read More

“Ramadhan, bulan yang di dalamnya diturunkan (permulaan) al-Quran sebagai petunjuk bagi manusia, juga sebagai penjelasan-penjelasan mengenai petunjuk itu, dan sebagai pembeda.” (TQS al-Baqarah [2]: 185).

Jelas sekali, al-Quran adalah petunjuk. Maka, manusia yang waras pikirannya, pasti dia akan menjadikan al-Quran sebagai tuntunan hidup, pedoman hidup.

Hadirin jama’ah jum’ah rahimakumullah,

Sayangnya, saat ini al-Quran tidak diamalkan dan diterapkan secara sempurna. Masih pilih-pilih. Ayat-ayat menyangkut aspek ruhiyah (spiritual) seperti ibadah shalat, puasa, haji, dan lain-lain getol diamalkan. Tapi aspek-aspek siyasiyah (politik) seperti urusan masyarakat hingga negara diabaikan.

Misalnya, ayat yang mengandung kata kutiba, yang artinya diwajibkan, penyikapannya berbeda. Ayat kutiba alaykum al-shiyâm (diwajibkan atas kalian berpuasa) dalam QS al-Baqarah [2]: 183 yang notabene bersifat ruhiyah diterima dan dilaksanakan. Sebaliknya, terhadap ayat kutiba alaykum al-qishâsh (diwajibkan atas kalian qishash) dalam QS al-Baqarah [2]: 178, atau kutiba alaykum al-qitâl (diwajibkan atas kalian berperang) dalam QS al-Baqarah [2]: 216 yang notabene bersifat politis muncul sikap keberatan, penolakan, bahkan penentangan dengan beragam dalih. Ini jelas sikap “diskriminatif” alias pilih-pilih. Ini berujung pada pengabaian sebagian ayat al-Quran.



https://news.google.com/publications/CAAqBwgKMN3MrAww6sy4BA?

Related posts