Ponpes Modern Dzikir Al-Fath Dorong Pengembangan 17 Program Unggulan Esocok PBB

Pimpinan Ponpes Al-Fath, KH M Fajar Laksana (kiri) bersama Diplomat Ecosoc PBB Mohammad Soleh Ridwan saat diwawancarai wartawan. | Foto: Prim RK/ sukabumiNews

sukabumiNews, KOTA SUKABUMI – Pondok Pesantren (Ponpes) Modern Dzikir Al-Fath dan STIMIK Al-Fath mendorong pengembangan 17 program unggulan Economic and Social Council Perserikatan Bangsa Bangsa (Ecosoc PBB).

Adapun 17 program yang merupakan komitmen global dan nasional dalam upaya untuk menyejahterakan masyarakat yang dideklarasikan, baik oleh negara maju maupun negara berkembang di Sidang Umum PBB itu adalah sebagai berikut:

  1. Tanpa Kemiskinan;
  2. Tanpa Kelaparan;
  3. Kehidupan Sehat dan Sejahtera;
  4. Pendidikan Berkualitas;
  5. Kesetaraan Gender;
  6. Air Bersih dan Sanitasi Layak;
  7. Energi Bersih dan Terjangkau;
  8. Pekerjaan Layak dan Pertumbuhan Ekonomi;
  9. Industri, Inovasi dan Infrastruktur;
  10. Berkurangnya Kesenjangan;
  11. Kota dan Permukiman yang Berkelanjutan;
  12. Konsumsi dan Produksi yang Bertanggung Jawab;
  13. Penanganan Perubahan Iklim;
  14. Ekosistem Lautan;
  15. Ekosistem Daratan;
  16. Perdamaian, Keadilan dan Kelembagaan yang Tangguh;
  17. Kemitraan untuk Mencapai Tujuan.

Pimpinan Ponpes Al-Fath, KH M Fajar Laksana menyebutkan bahwa 17 program tersebut sudah banyak yang dilaksanakan oleh Ponpes Modern Al- Fath. “Dan yang paling pokok dari 17 program ini ada kwalitas pendidikan, kesehatan dan ketahanan pangan,” ujar Fajar Laksana.

Hal itu diutarakan Fajar Laksana di hadapan Diplomat Ecosoc PBB Mohammad Soleh Ridwan saat menggelar Stadium General tentang peranan Ecosoc PBB menuju Nusantara Baru Indonesia Maju yang dihadir para pejabat pemerintah dan ratusan peserta, di Aula Syekh Quro, Sabtu (31/8/2024).

“Kami minta kepada Diplomat ECOSOC PBB, Prof. Dr. Mohammad Soleh Ridwan, mendorong program Ecosoc yang sudah berjalan di Al-Fath yaitu bidang pendidikan, Kesehatan dan Ketahanan Pangan,” kata Fajar.

Sebagaimana diketahui Prof. Dr. Mohammad Soleh Ridwan ini, sambung Fajar merupakan perwakilan kerajaan Rusia.

Read More

“Pihak ponpes telah memberikan gambaran dan mempromosikan seni budaya yang ada yakni Bola Seuneu (Boles) dan Ngagotong Lisung. Bahkan Boles telah ditetapkan dalam sidang di Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan sebagai Warisan Budaya Tak Benda Indonesia,” ungkapnya.

“Kewajiban kita sekarang adalah menjaga dan melestarikannya agar yang telah kita perjuangan bersama ini tidak sampai hilang begitu saja. Bahkan harus terus dipromosikan di dalam maupun di luar negeri. Secara pribadi saya minta kepada Prof Ridwan untuk menjadi Duta Budaya Boles dan Lisung di Ecosoc PBB,” pintanya.

Sementara itu Diplomat Esocok PBB, Muhammad Soleh Ridwan menyampaikan bahwa dalam hubungan diplomatik, biasanya negara luar membuat undangan resmi yang dialamatkan kepada pemangku adat dalam budaya Boles dan Lisung. Di mana dalam surat itu tembusannya disampaikan kepada Kementerian dan dinas terkait.

“Setelah ditetapkan, maka akan terjadi kolaborasi antara negara dan komunitas internasional di bidang seni dan budaya yang merupakan ciri khas suatu bangsa. Dimana setiap bangsa boleh menampilkan seni dan budaya serta karakteristik negara dan bangsa tersebut,” terang Muhammad Soleh Ridwan.

Dapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari sukabumiNews.id. Mari bergabung di Grup Telegram “sukabumiNews Update”, caranya klik link https://t.me/sukabuminews, kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.

COPYRIGHT © SUKABUMINEWS 2024



https://news.google.com/publications/CAAqBwgKMN3MrAww6sy4BA?

Related posts

Leave a Reply