Pentingnya Standar dan Persyaratan Gudang Penyimpanan Senjata dan Amunisi

Dede Farhan Aulawi | Foto: Dok. sukabumiNews

Tentang detonator ini, aturan mensyaratkan lokasi penyimpanan yang berbeda antara detonator dan bahan peledaknya.

Di dalam gudang bahan peledak dan amunisi, harus tersedia indikator temperatur, tanda-tanda yang jelas tentang larangan merokok, komunikasi dengan telefon genggam, menimbulkan api atau percikan listrik, dan jalur keluar-masuk serta evakuasi. Tidak kalah penting sarana pemadaman kebakaran dan pencegahan kebakaran serta penanggulangan efek ledakan.

Semua ini menjadi hal-hal pokok sebagai objek pemeriksaan berkala yang harus dilakukan oleh inspektur penanganan gudang senjata/amunisi. Penjagaan secara fisik, juga persyaratan lain yang penting dan harus ada buku panduan khusus tentang ini, dan penjaga ditempatkan di bangunan lain di luar gudang senjata dan amunisi itu.

Kemudian, mengenai bahan peledak. Bahan peledak merupakan senyawa kimia dengan sifat kimia yang labil, maka hal-hal yang mendorong perubahan sifat kimia itu harus dinihilkan. Itulah sebabnya, lampu penerangan genggam dan permanen harus bebas percikan listrik atau api.

Peraturannya, bahan peledak berbahan dasar amonium nitrat dan ANFO dengan kapasitas di atas 5.000 kilogram harus dilengkapi alat pemadam api otomatis yang diinstalasi di luar ruangan dengan sumber air bertekanan.

Masih ada pengaturan khusus tentang bahan peledak peka detonator, secara fisik bangunan harus berbasis bahan tidak mudah terbakar, atap seringan mungkin, dinding pejal, lubang ventilasi memadai, dipasangi alat penangkal petir dengan kabel resistensi lebih kecil dari 5 Ohm, dan tanpa ekspose besi terbuka.

Read More

Gudang-gudang Senjata dan Amunisi Buatan Belanda Sangat Ideal

Sebenarnya kalau kita memperhatikan gudang-gudang senjata dan amunisi buatan Belanda sangat ideal. Hampir semuanya dibangun di bawah tanah lebih dalam dari tiga meter. Di atas bangunan gudang amunisi itu, disamarkan dengan pepohonan dan dibangun juga tanggul-tanggul penangkal “lompatan” amunisi yang diperkirakan bisa terjadi jika mereka meledak.

Gudang-gudang senjata dan amunisi warisan Belanda itu juga bertemperatur stabil dingin dan tidak lembab. Bahkan untuk penerangan, mereka tidak memakai pancaran bola lampu listrik, melainkan pantulan cermin-cermin yang sudutnya diatur sedemikian rupa sehingga memecah-mecah arah pancaran cahaya matahari sedemikian rupa pada saat pintu dibuka.

Melihat perkembangan zaman, dimana fakta menunjukan terjadinya perlombaan senjata yang sangat signifikan, sehingga kebutuhan gudang-gudang senjata dan amunisi terus bertambah. Dengan demikian maka standar keamanan dan keselamatan harus semakin ditingkatkan karena karakteristik bahan peledak dan amunisi masa kini kian canggih dan sensitif.

Jadi pemeriksaan gudang senjata secara reguler wajib untuk dilakukan secara konsisten sebagai langkah antisipatif guna mencegah kemungkinan terjadinya musibah ledakan atau hal-hal lain yang tidak diharapkan.

Pemeriksaan gudang senjata tersebut dilakukan dengan tujuan untuk memeriksa kondisi senjata berikut gudang penyimpanan amunisi serta surat dokumen yang harus tertib administrasi, sehingga akan meminimalisir terjadinya penyalahgunaan terhadap senjata api dan amunisi.

Di sinilah pentingnya menyiapkan SDM yang kompeten dalam penanganan gudang senjata dan amunisi sehingga bisa dikatakan secure dan safe untuk dioperasionalkan.

Keamanan penyimpanan senjata diperlukan untuk mencegah terjadinya akses masuk ilegal, pencurian dan kehilangan senjata. Untuk itu saat ini telah dilakukan rancang bangun sistem pengamanan gudang senjata yang menggunakan Radio Frequency Identification (RFID) dan pengenalan sidik jari.

Dapatkan kiriman baru melalui email
https://news.google.com/publications/CAAqBwgKMN3MrAww6sy4BA?