Lagi-lagi, secara maknawi UAH menerjemahkannya, “’Kalau kamu (manusia) butuh apa pun, mintalah kepada-Ku (Allah), maka Aku akan kabulkan dan berikan jawaban kepadamu. Yakinlah kepada-Ku, Aku berikan petunjuk kepadamu untuk memudahkan urusanmu.’ Mirip ya?”
Majelis Tabligh dalam pernyataannya menegaskan, diksi mirip yang disampaikan UAH bukan dalam konteks ‘menyamakan secara identik.’ Ini hanya kemiripan dalam persoalan tertentu.
Misal, ketika Yohanes 3:16 dikaitkan dengan ayat dalam surah Maryam. Kemiripan yang dimaksud UAH berarti bahwa Nabi Isa membawa dan menebar kebaikan. Dalam Alquran, diksinya adalah “وَّجَعَلَنِىۡ مُبٰـرَكًا “.
“Demikian pula tentang Tuhan yang memberi kepada siapapun yang meminta. Kemiripannya (ayat Injil) dengan al-Baqarah ayat ke-186 secara harfiah meskipun tentu secara konseptual berbeda. Sama saja, misal, dengan diksi (nama) Allah dalam ucapan orang-orang musyrik, berbeda dengan Allah yang secara konseptual diajarkan dalam akidah Islam,” demikian Majelis Tabligh PP Muhammadiyah.
Karena itu, Majelis Tabligh mengecam pembingkaian (framming) pembuat konten potongan video, yang seolah-olah menggiring audiens pada narasi tertentu. Padahal, dialog antara UAH dan sejumlah maba non-Muslim di UNRI dilakukan dalam suasana penuh kegembiraan, interaktif, dan rasa hormat.
“UAH tidak sama sekali bermaksud memotong atau menafsirkan ayat secara sepihak, melainkan memberikan penjelasan tentang pandangan Islam terhadap Nabi Isa ‘alaihissalam,” demikian Majelis Tabligh.
Dapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari sukabumiNews.id. Mari bergabung di Grup Telegram “sukabumiNews Update”, caranya klik link https://t.me/sukabuminews, kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.
COPYRIGHT © SUKABUMINEWS 2024