Pemerintah Indonesia dan Organisasi Pangan dan Pertanian Dunia atau Food and Agriculture (FAO) siap mencetak petani muda dalam program pemberdayaan anak-anak muda di sektor pertanian.
Sektor pertanian di Indonesia Hadapi Tantangan
BANDUNG (sukabumiNews.id) – Sektor pertanian di Indonesia saat ini menghadapi tantangan yang semakin kompleks, mulai dari populasi penduduk yang terus meningkat, hingga masalah kesejahteraan petani.
Selain itu, ketersediaan lahan yang semakin berkurang, perubahan iklim, produktivitas tanaman yang menurun, serta Sumber Daya Manusia (SDM) pertanian yang terbatas, juga merupakan tantangan yang dihadapi saat ini.
“Hal tersebut tentunya mengancam ketahanan pangan global dan nasional,” ujar Anggota Komisi II DPRD Privinsi Jawa Barat (Jabar) H A Sopyan melalui keterangan yang diterima sukabumiNews.id di Bandung, Senin (22/7/2024).
Dikatakan Sopyan bahwa berdasarkan laporan Asia Food Challenge Report, negara-negara di Benua Asia bakal mengalami krisis pangan dalam 10 tahun ke depan.
“Meskipun tidah disebutkan secara spesifik, Indonesia tentunya juga perlu mewaspadai ancaman krisis pangan tersebut,” tutur Sopyan.
Untuk menjawab tantangan ini, lanjut Sopyan, maka pada pertengahan bulan Januari 2024 lalu, Pemerintah Indonesia melalui Kepala Staf Kepresidenan Moeldoko dan Organisasi Pangan dan Pertanian Dunia atau Food and Agriculture (FAO) Representative Indonesia and Timor Leste, Rajendra K. Aryal, bersepakat untuk mencetak petani-petani muda.
42 Persen Petani Indonesia Merupakan Generasi X
Seperti diketahui, data sensus pertanian 2023 menunjukkan 42 persen petani Indonesia merupakan generasi X usia 43 – 58.
“Dalam nota kesepahaman itu disebutkan bahwa FAO akan memberikan bantuan teknis kepada Indonesia dalam program pemberdayaan anak-anak muda di sektor pertanian. Bantuan tersebut senilai USD460,309 untuk periode 1 Januari 2024 hingga 31 Desember 2025,” terang Sopyan.
Pemberdayaan terhadap Petani Muda Indonesia akan Dilakukan Melalui Berbagai Pelatihan
Pemberdayaan anak-anak muda di bidang pertanian ini, lanjut Sopyan, akan dilakukan dengan memberikan berbagai pelatihan terutama penggunaan teknologi digital dalam mengelola pertanian melalui konsep smart farming.
“Pada tahap awal, pelatihan akan melibatkan anak-anak muda di Pramuka dan Himpunan Kerukunan Tani Indonesia (HKTI),” jelas Sopyan yang juga selaku Ketua Kontak Tani Nelayan Andalan (KTNA) Kabupaten Sukabumi ini.
Lebih lanjut Ia menyampaikan bahwa program pemberdayaan anak-anak muda di bidang pertanian ini akan dikawal oleh Kantor Staf Presiden, FAO, Badan Pangan Nasional Kementerian Pertanian, Kementerian Pemuda dan Olahraga, Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN), Bank Indonesia, dan Pertamina.
“Sementara untuk pelaksanaannya melibatkan berbagai stakeholder, seperti HKTI dan Kwartir Nasional (Kwarnas) Pramuka,” ungkapnya.
Menurut Sopyan, hal ini merupakan langkah konkrit kepedulian Pemerintah terhadap anak muda di sektor pertanian.
Sopyan berharap, upaya yang dilakukan Pemerintah ini bisa menjawab ancaman krisis pangan yang dianggap sudah di depan mata.
“Dan FAO melalui Technical Corporation Programme siap memberikan dukungan kepada Indonesia dan negara-negara lain untuk menjadikan pertanian lebih menarik bagi generasi muda,” tutupnya.
BACA Juga: Legislator Jabar HA Sopyan Menyebut Pendistribusian Alat Pertanian Belum Maksimal
Dapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari sukabumiNews.id. Mari bergabung di Grup Telegram “sukabumiNews Update”, caranya klik link https://t.me/sukabuminews, kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.