SUKABUMINEWS.ID (BANDUNG) – Pemerhati Pendidikan yang juga Dewan Pakar Forum Bela Negara Jawa Barat Dede Farhan Aulawi mengingatkan pentingnya ketauladanan cinta Tanah Air dari Panglima Besar Jenderal Sudirman.
Menurutnya, perkembangan zaman dengan segala atribut kemajuan teknologi pada akhirnya bisa berdampak positif ataupun negatif bagi generasi selanjutnya, tergantung pada penanaman nilai-nilai luhur sebuah bangsa yang harus tetap dijaga dan dipelihara.
Untuk itulah kata dia, setiap upaya untuk mengingatkan generasi muda dalam menjaga persatuan dan cinta tanah air menjadi sangat penting sekali. Dimana manifestasinya bisa dijabarkan sesuai dengan profesi masing -masing.
“Apalagi bagi seorang tenaga pendidik, diharapkan tidak terpaku oleh kewajiban dalam mengajar saja,melainkan juga ada kewajiban untuk mendidik moral atau akhlaqnya sehingga menjadi bangsa yang cerdas dan bermoral,” ungkap Dede Farhan Aulawi kepada sukabumiNews.id, usai memenuhi undangan sebagai narasumber pada Pelatihan JAYA MELATI 1 dan 2 Gerakan Kepanduan Hizbul-Wathan yang membahas mengenai “Peta Permasalahan Bangsa dan Model Pembinaan Generasi Muda”
Kegiatan dilaksanakan oleh Kwartir Daerah Kepanduan Hizbul Wathon Kabupaten Bandung Qabilah Al Mukhtariyah Babussalam dengan Tema Rekonstruksi Gerakan Hizbulwathan Dalam Mewujudkan Kader Berkemajuan.
Peserta terdiri dari utusan Kota Bandung, Kabupaten Bandung, Kota Cimahi, kota Bogor, Kabupaten Sukabumi, Kabupaten Indramayu dan Kota Tasikmalaya. Tempat pelatihan diselenggarakan di Pondok Pesantren Al Qur’an Babussalam, desa Ciburial, Kecamatan Cimenyan Kabupaten Bandung, belum lama ini.
Pada kesempatan ini dipaparkan masalah-masalah fundamental bangsa yang sangat strategis, dan perlu disikapi dengan inovasi pembinaan generasi muda yang cerdas, berakhlaq mulia dan bertaqwa menuju Indonesia emas 2045.
Menurutnya, Hizbul Wathan (HW) artinya pembela tanah air merupakan gerakan kepanduan dalam lingkungan Muhammadiyah. Kepanduan adalah sistem pendidikan luar keluarga dan sekolah yang membentuk dan membina watak anak, remaja dan pemuda dengan metode menarik, menyenangkan dan menantang serta dilaksanakan di alam terbuka.
Selanjutnya ia juga menjelaskan bahwa Gerakan Kepanduan Hizbul Wathan adalah organisasi otonom di lingkungan Muhammadiyah yang khusus dalam bidang kepanduan, dan didirikan oleh KH. Ahmad Dahlan dengan nama semula “Padvinder Muhammadiyah” dan selang dua tahun diganti dengan nama “Hizbul Wathan”.
“KH. Ahmad Dahlan tertarik pada sistem pendidikan kepanduan karena menggunakan metode menarik, menyenangkan dan menantang dalam membentuk watak generasi muda sehingga dinilai sebagai sarana pembentukan kader Muihammadiyah dan Bangsa Indonesia. Dengan metode kepanduan, anak, remaja dan pemuda dilatih untuk mampu menjadi warga masyarakat yang berguna, mandiri dan berakhlak mulia,” papar Dede.
Perlu diketahui juga bahwa HW dan Pramuka pada dasarnya sama, yaitu sebagai gerakan kepanduan untuk mendidik anak bangsa. Hanya saja kepanduan HW lebih menekankan pada kepanduan Islami, dengan menerapkan akidah islam dalam setiap aspek kegiatan kepanduan.
“Panglima Besar Jenderal Soedirman ketika masih muda merupakan salah satu tokoh yang aktif di organisasi Kepanduan Hizbul Wathan (HW). Beliau terkenal sangat disiplin dan giat di organisasi Kepanduan HW disamping aktif sebagai guru di sekolah HIS Muhammadiyah di Cilacap,” terangnya.