Wakil Menteri BUMN Kartika Wirjoatmodno meminta untuk dilakukan transformasi pola subsidi sektor perumahan dari dukungan pemerintah. Khususnya untuk mendukung pendanaan bagi pengembang semisal Perum Perumnas.
sukabumiNews.id, JAKARTA – Wakil Menteri (Wamen) BUMN Kartika Wirjoatmodno menyinggung soal wacana pembentukan Kementerian Perumahan. Dengan maksud agar pemerintah dan pengembang bisa lebih fokus membangun sektor hunian bagi masyarakat.
“Saya dengar ini mungkin ke depan akan ada pemisahan, bahwa ada Kementerian Perumahan lagi ke depan. Jadi benar-benar fokusnya diubah ke agenda perumahan lagi, kita bisa lebih dekat dengan pemerintahan untuk membangun konsep development yang lebih teregulasi,” ujarnya di Apartemen Samesta Sentraland Cengkareng, Jakarta, Senin (13/5/2024).
Pasalnya, pria yang akrab disapa Tiko ini menyoroti angka backlog perumahan saat ini bukannya turun, tapi justru semakin membesar.
“Dulu seingat saya pernah 10 juta waktu awal-awal 2015, sekarang malah 12 juta karena covid. Karena waktu covid mungkin pengembang-pengembang sangat terbatas,” imbuh Tiko.
Oleh karenanya, ia meminta untuk dilakukan transformasi pola subsidi sektor perumahan dari dukungan pemerintah. Khususnya untuk mendukung pendanaan bagi pengembang semisal Perum Perumnas.
“Karena waktu saya masuk Perumnas, saya bingung juga. Ini Perum, tapi kok enggak ada dukungan pemerintah. Ini kita dorong terus, bagaimana konsep Perum ini, apa dukungan pemerintah,” ungkap Tiko.
“Dan memang saya selama 2-3 tahun ini sama pak Budi (Saddewa Soediro, Dirut Perumnas), pak Nixon (LP Napitpulu, Dirut BTN) bingung juga. Karena ekosistem perumahan ini banyak pemainnya, ada Bapertarum, segala macam, tapi produk pendanaan developernya enggak ada,” sambungnya.
Tiko juga mengaku sudah berdiskusi dengan Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR) untuk memperluas konsep fasilitas likuiditas pembiayaan perumahan (FLPP) agar seperti model Kredit Usaha Rakyat (KUR).
Tak hanya untuk konsumen, ia juga mendorong Menteri PUPR Basuki Hadimuljono dan Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati agar lebih bisa mendukung pola pembiayaan bagi pihak pengembang.
“Tapi yang harus disampaikan ke pak Basuki dan Bu Menkeu, tidak ada model pendanaan buat developer-nya. Maka developer ini membutuhkan dukungan capital yang besar untuk bisa menghasilkan unit secara konsisten dengan skala besar dan dengan efisiensi. Oleh karena itu nanti kita terus dorong,” tuturnya.
REI Siapkan Roadmap Sektor Perumahan, akan Disampaikan ke Presiden Terpilih
Sebelumnya, pengusaha yang tergabung dalam Persatuan Perusahaan Realestat Indonesia (REI) berupaya menuntaskan berbagai persoalan di sektor perumahan. Dengan mengambil peran dalam perjuangan mengangkat dan menyampaikan permasalahan di sektor perumahan kepada pemerintah, termasuk pemerintahan baru yang akan datang.
Ketua Umum DPP REI, Joko Suranto mengatakan permasalahan di sektor perumahan sangat kompleks dan selama ini kurang ditangani dengan baik. Hal itu sudah disampaikan REI berulang kali baik melalui berbagai forum maupun saluran lain.
Isu tersebut pun mendapat tanggapan terutama dari presiden dan wakil presiden terpilih Prabowo Subianto-Gibran Rakabuming Raka yang diimplementasikan lewat Program Pembangunan 3 Juta Rumah per tahun.
“Tidak sampai disitu, REI juga saat ini tengah menunggu jadwal untuk bertemu presiden dan wakil presiden terpilih untuk menyampaikan peta jalan (roadmap) sektor perumahan dan propertinomic yang sudah kami siapkan,” ungkap dia, Selasa (7/5/2024).