Peran Strategis Pengemban Fungsi Potwil TNI dalam Pusaran Perubahan Lingkungan Strategis

Pemerhati Pertahanan dan Keamanan Dede Farhan Aulawi (kanan) saat memaparkan Peran Strategis Pengemban Fungsi Potwil TNI dalam Pusaran Perubahan Lingkungan Strategis (Dok. Istimewa)

SUKABUMINEWS.ID (JAKARTA) – Dinamika tantangan zaman terus berubah dengan tingkat kompleksitas yang tinggi sehingga seringkali menimbulkan kebingungan, kekhawatiran, dan penuh ketidakpastian.

Terlebih di era post truth, dimana masyarakat lebih mencari pembenaran daripada kebenaran ini, berbagai informasi berseliweran sehingga masyarakat sulit membedakan mana informasi yang benar dan mana yang hoaks. Itulah fakta dan realita transisi era dari VUCA ke BANI, dan tidak setiap masyarakat bisa mengikuti irama perubahan ini.

Begitupun dalam konteks strategi pertahanan negara, serangan informasi menjadi bagian yang tak terpisahkan dalam perencanaan agitasi propaganda dan kontra propaganda untuk saling menaklukkan psikologis lawan sampai pada fase fatigue dan akhirnya menyerah kalah.

Untuk itu, setiap pengemban fungsi pembinaan potwil sangat penting dan strategis dalam perencanaan desain strategi pertahanan sebuah Negara,” beber Pemerhati Pertahanan dan Keamanan Dede Farhan Aulawi di Jakarta, melalui keterangan yang diterima sukabumiNews.id, Sabtu (13/1/2024).

Hal itu disampaikan Dede sebagai pembuka saat dirinya memenuhi undangan sebagai narasumber di Komando Gabungan Wilayah Pertahanan (KOGABWILHAN) II Mabes TNI Cilangkap Jakarta, tentang Peran Strategis Pengemban Fungsi Pembinaan Potensi Wilayah dalam Perspektif Strategi Pertahanan Negara.

Kegiatan dilaksanakan di Ruang Rapat Kogabwilhan II dan dilaksanakan secara hybrid, yaitu sebagian hadir langsung di tempat dan sebagian lagi dilakukan di ruang Vicon Kotama jajaran satuan masing-masing, pada Kamis (11/1/2024).

Read More

Kegiatan dibuka dan dipimpin langsung oleh Aspotwil Kogabwilhan II Brigjend. Muhammad Hasyim Lalhakim SE, MM.

Pelaksanaan kegiatan diikuti oleh sekitar 86 personil yang terdiri dari pejabat territorial mabes TNI, Para Aster 6 Kodam (Dipenogoro, Brawijaya, Mulawarman, Udayana, Merdeka dan Hasanudin), para Kasiter Korem, Aspotmar Koarmada II, Aspotmar Lantamal (Surabaya, Makasar, Kupang, Manado, Tarakan), dan para Paspotmar Lanal, Aspotdirga Koopsau II, dan para Kadispotdirga Lanud se-Kogabwilhan II.

Pada kesempatan ini dijelaskan bahwa pembinaan Potwil pada dasarnya merupakan pembinaan terhadap segenap sumber daya nasional, yang berada dalam batas wilayah geografis tertentu untuk mendukung kepentingan nasional, termasuk di dalamnya kepentingan pertahanan.

Konsepnya diarahkan untuk memperoleh suatu kekuatan kewilayahan, di mana Geografi sebagai ruang juang, Demografi sebagai alat juang, dan Kondisi Sosial sebagai kondisi juang yang tangguh bagi penyelenggaraan pertahanan negara.

Menurut Dede, dalam jangka pendek Indonesia akan menyelenggarakan amanah konstitusi berupa pelaksanaan pemilu 2024. Pesta demokrasi yang konstitusional perlu didukung bersama agar terlaksana dengan aman dan damai. Antisipasi setiap potensi gangguan, baik dari dalam negeri maupun luar negeri.

Ditegaskannya bahwa Potensi ancaman sekecil apapun harus bisa dicermati, dianalisis dan dilaporkan kepada pimpinan sebagai bahan dan pertimbangan dalam membuat kebijakan.

Sementara untuk jangka menengah dipandang perlu untuk terus membangun kepekaan wilayah atau Teritorial Awareness. Manifestasinya akan terlihat dari efektivitas program Cegah Dini dan Diteksi Dini -nya.

Di samping itu juga kesiapsiagaan dalam melaksanakan tugas-tugas luar negeri sebagai pasukan penjaga perdamaian (Peace Keeping Operation) di bawah bendera PBB.

Kemudian untuk jangka panjang, Dede memandang perlu untuk terus melakukan pembinaan terhadap segenap sumber daya nasional guna mendukung kepentingan nasional, termasuk di dalamnya kepentingan pertahanan.

Dapatkan kiriman baru melalui email
https://news.google.com/publications/CAAqBwgKMN3MrAww6sy4BA?