Dikatakan Dede bahwa trend ancaman serangan siber akan berkembang terus sesuai perkembangan teknologi informasi, oleh karenanya perlu dilakukan riset secara terus-menerus untuk mampu mengatasi berbagai teknik, taktik dan, strategi pertahanan siber yang akan terus berkembang ke depan.
Dalam UU No 3 Tahun 2002 tentang Pertahanan Negara, telah ditetapkan bahwa ancaman dalam sistem pertahanan negara terdiri dari ancaman militer dan ancaman non militer, termasuk diantaranya ancaman siber.
“Salah satu efek samping negatif dari perkembangan dunia siber melalui internet antara lain adalah kejahatan dalam bentuk pelanggaran hukum (cyber crime), dimana bila eskalasinya lebih meluas dapat mengancam kedaulatan negara, keutuhan wilayah maupun keselamatan bangsa,” jelasnya.
Tantangan-tantangan yang akan dihadapi umumnya terkait dengan pandangan kapasitas operasional dari pasukan siber ini, mulai dari interaksi antara pandangan strategis, operasional, dan ketersediaan keterampilan sumber dayanya.
Salah satu tantangan utama muncul terkait dengan mandat atau kewenangan untuk melakukan pengintaian, sehingga sulit untuk mengidentifikasi target potensial dan mempersiapkan operasi dengan baik sejak awal.
“Dalam konteks pengembangan kualitas personil pasukan siber, kita bisa belajar dari pasukan siber Belanda (DCC) dengan melakukan tiga pendekatan. Pertama, mereka memiliki dan melaksanakan program pelatihan tempur siber secara berkelanjutan, diantaranya membangun fasilitas pelatihan dan pengujian keamanan siber yang dikenal sebagai ‘cyber range’, khusus untuk digunakan oleh DCC. Termasuk melaksanakan latihan gabungan keamanan siber internasional. Latihan pertahanan siber internasional terbesar yang menawarkan ‘tantangan teknis tembakan langsung paling rumit di dunia’ adalah Locked Shields, yang diselenggarakan oleh Pusat Keunggulan Pertahanan Siber NATO,” pungkas Dede.
Dapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari sukabumiNews.id. Mari bergabung di Grup Telegram “sukabumiNews Update”, caranya klik link https://t.me/sukabuminews, kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.
COPYRIGHT © SUKABUMINEWS 2024