Rugi 9 Bulan, PT Timah Pede di Akhir Tahun Bisa Untung

Foto: REUTERS/Stringer

sukabumiNews.id, JAKARTA – PT Timah Tbk (TINS) menargetkan di akhir tahun ini perusahaan bakal membukukan keuntungan setelah dalam tiga kuartal di tahun ini perusahaan terus mencatatkan kerugian. Target ini bisa dicapai seiring dengan terjadinya penurunan beban perusahaan sehingga cashflow membaik.

Investor Relation Timah Listi Witanni mengatakan kinerja perusahaan secara kuartalan mulai membaik meski masih mencatatkan kerugian. Tercatat pada kuartal ketiga tahun ini rugi bersih perusahaan mencapai Rp 255,15 miliar, turun tipis dari kuartal sebelumnya sebesar Rp 390,07 miliar.

“Tahun ini Timah fokus memperbaiki cashflow dengan mengurangi beban. Dengan penurunan beban dan perbaikan kinerja operasi yg ditunjukkan dengan meningkatnya cashflow operasi, timah tetap menargetkan proyeksi di Desember positif,” kata Listi kepada CNBC Indonesia, Rabu (4/11/2020).

Dari segi produksi, sampai kuartal ketiga lalu mengalami penurunan akibat dampak Covid-19 yang membuat operasional terhambat, lantaran perusahaan memiliki tambang di onshore dan offshore.

Selain itu, harga komoditas timah dunia sepanjang tahun ini juga lebih rendah dibanding dengan rata-rata harga tahun lalu.

Dalam keterangan resminya, perusahaan menyebutkan produksi logam timah pada kuartal III-2020 sebesar 37.588 ton atau turun sebesar 35,37% dari posisi 58.157 ton. Volume penjualan juga mengalami penurunan sebesar 9,49% menjadi 45.548 ton dari 50.326 ton.

Read More

Sedangkan harga jual rata-rata sepanjang tahun ini melemah 21,73% dengan rata-rata harga jual sebesar US$ 16.832 dari US$ 19.083.

Namun demikian, tahun ini perusahaan telah mengalami perbaikan dari sisi Gross Profit Margin (GPM) sebesar 6,40% dari sebelumnya 3,13%. Net Profit Margin (NPM) meningkat dari sebelumnya -4,89% menjadi -2,15%.

EBITDA pada kuartal III-2020 sebesar Rp 850,36 miliar meningkat jika dibandingkan kuartal II-2020 yang sebesar Rp 338,72 miliar.

Dari sisi keuangan, tercatat cashflow operasi sebesar Rp 4,84 triliun, naik dibandingkan kuartal II-2020 sebesar Rp 3,17 triliun.

Namun demikian, perusahaan masih optimistis dengan kinerja hingga akhir tahun nanti mengingat permintaan logam timah pada kuartal ketiga tahun ini, naik 8,07% menjadi 85,7 Kiloton dari kuartal sebelumnya yang sebesar 79,3 Kiloton.

Defisit logam timah pada kuartal III-2020 diperkirakan akan membuat harga logam timah terus membaik dan berpotensi kembali ke harga semula pada awal tahun 2021.

BACA Juga: Tingginya Kepedulian pada Bisnis Berkelanjutan, Penggunaan Energi Hijau Meningkat 148%

Dapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari sukabumiNews.id. Mari bergabung di Grup Telegram “sukabumiNews Update”, caranya klik link https://t.me/sukabuminews, kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.

COPYRIGHT © SUKABUMINEWS 2024

Dapatkan kiriman baru melalui email
https://news.google.com/publications/CAAqBwgKMN3MrAww6sy4BA?