Menjadi narasumber pada kegiatan Madrasah Politik di HIMI PERSIS Kota Bandung Dede Farhan Aulawi sampaikan pentingnya pendidikan politik bagi generasi muda.
Bandung, sukabumiNews.id – Himpunan Mahasiswa/i Persatuan Islam (HIMI PERSIS) Kota Bandung menyelenggarakan kegiatan Madrasah Politik dengan Tema “Songsong Pemilu 2024: Membangun Kesadaran dan Kepentingan Memahami Politik Indonesia”.
Kegiatan digelar di gedung Gelanggang Generasi Muda (GGM) Kota Bandung pada Ahad, 28 Januari 2024 dengan dibuka langsung oleh pimpinan PD PERSIS Kota Bandung, Ustadz Wawa Suryana.
Hadir dalam kesempatan itu Kepala Badan Kesatuan Bangsa dan Politik (Kesbangpol) Kota Bandung, H Bambang Sukardi dan Ketua Bawaslu Kota Bandung, Wawan Kurniawan.
Hadir juga Pemerhati Politik, Dede Farhan Aulawi yang sekaligus selaku narasumber. Dede sangat menyambut positif kegiatan Madrasah Politik tersebut, sebab menurutnya, kegiaPesrsitan ini sebagai salah satu sarana untuk memberikan Pendidikan politik pada generasi muda.
Untuk itu kata dia, pendidikan politik bagi generasi muda sangat penting agar mereka menyadari tentang pentingnya berkecimpung di politik, guna melahirkan kebijakan dan hukum yang berkeadilan dan mendukung peningkatan kesejahteraan masyarakat.
“Politik merupakan alat perjuangan untuk mewujudkan idealisme secara konstitusional. Jadi hitam putihnya politik tergantung pada orang-orang yang ada di dalamnya. Oleh karena itu doronglah agar jabatan-jabatan politik diisi oleh orang yang baik-baik,” ujar Dede kepada sukabumiNews.id di Banding, Senin (29/1).
Point pentingnya kata dia, menggugah kesadaran politik generasi muda khususnya para pemilih pemula untuk menggunakan hak politiknya sesuai dengan keyakinan masing-masing untuk memilih calon pemimpin yang terbaik.
“Jadi jangan sampai tidak menggunakan hak politiknya alias Golput, sebab satu suara di bilik suara itu akan menentukan masa depan bangsa,” kata Dede.
Oleh karena itu Dede mengajak untuk gunakanlah hak politik dengan baik di waktu dan hari yang sudah ditetapkan KPU. Di samping itu jangan lupa untuk saling menghargai apabila terjadi perbedaan pilihan politik dengan siapapun.
“Jaga persatuan dan kesatuan. Jangan sampai pesta demokrasi justeru melahirkan perpecahan bangsa. Perbedaan pilihan politik adalah sebuah realitas dan sekaligus konsekuensi logik dari adanya suatu pilihan. Oleh karena itu, boleh saja berbeda pilihan namun tetap perlu menjaga persatuan,” ajaknya.
Selanjutnya Dede juga menyampaikan bahwa jika berkaca pada lembaran sejarah, tidak sedikit orang yang menangis saat dipilih dan diangkat menjadi pemimpin karena merasa berat dalam mengemban ‘Amanah’ yang akan dimintai pertanggungjawabannya di akhirat kelak.
Sementara, tambah Dede, saat ini banyak orang yang berebut untuk mendapatkan ‘Amanah’ bahkan terkadang ada oknum yang melakukan pelanggaran untuk mendapatkan suara, alias “Quo Vadis Amanah Kekuasaan”.
Untuk itulah, tegas Dede, Etika Politik dan Budaya Politik yang luhur harus senantiasa diingatkan agar praktek politik bisa tetap menjaga marwah dan kehormatan demokrasi.
“Demokrasi jangan dicederai oleh perilaku curang dan kotor, tetapi justeru harus menampilkan politik yang santun, jujur, beretika dan berbudaya sehingga menghasilkan pemilu yang berkualitas dan berintegritas,” tandasnya.
COPYRIGHT © SUKABUMINEWS 2024