Melalui terapi ini, psikiater berharap pengidap bisa mendapatkan cara terbaik untuk mengatasi gejala yang muncul.
5. Terapi interaksi sosial
Kemudian, terapi interaksi sosial yang bisa membantu pengidap untuk mengetahui perilaku sosial yang pas untuk suatu kondisi.
Orang tua, pengasuh, keluarga, dan guru tentu memerlukan arahan sehingga bisa memberikan pendampingan pada pengidap.
Inilah sebabnya, orang-orang yang terlibat dengan pengidap juga perlu memperoleh pelatihan khusus.
Biasanya, pelatihan akan memberikan beberapa materi berikut:
- Cara tepat memberikan pujian sebagai bentuk dukungan untuk anak.
- Solusi ketika anak menunjukkan perilaku buruk.
- Memberikan arahan kegiatan anak yang sesuai dengan kapabilitasnya.
Sementara itu, guna membantu anak mengontrol gejala yang muncul, orang tua juga bisa secara perlahan disiplin membiasakan pola hidup sehat, dengan cara:
- Menerapkan pola makan sehat dengan asupan gizi seimbang.
- Memastikan bahwa anak mendapatkan tidur yang cukup.
- Batasi waktu menonton tivi, main game, dan berinteraksi dengan gawai.
- Ajak anak untuk melakukan aktivitas fisik setidaknya selama 60 menit setiap hari.
Meski tidak bisa sembuh, diagnosis yang akurat dan pengobatan yang pas sesegera mungkin bisa membantu pengidap bisa beradaptasi dengan keadaan dirinya dan melakukan aktivitas seperti biasanya.
Namun, orang tua juga perlu memahami bahwa pengobatan ADHD perlu adanya komitmen dan persiapan yang matang dari banyak aspek. Mulai dari finansial, waktu, hingga emosi.
Komplikasi ADHD
ADHD yang tidak segera mendapat penanganan dapat mempersulit kehidupan anak dan remaja. Mereka bisa mengalami beberapa kondisi berikut:
- Anak sering kesulitan berada dalam kelas, sehingga menyebabkan kegagalan akademik serta penilaian oleh anak lain dan orang dewasa.
- Cenderung mengalami lebih banyak kecelakaan atau cedera daripada anak-anak yang tidak mengalaminya.
- Memiliki harga diri yang buruk.
- Mengalami kesulitan berinteraksi dan penerimaan dalam pertemanan sebaya dan orang dewasa.
- Berada pada peningkatan risiko penyalahgunaan alkohol dan obat-obatan serta perilaku nakal lainnya.
Tidak hanya itu, kondisi ADHD juga bisa membuat kehidupan orang dewasa menjadi lebih sulit, seperti:
- Prestasi akademik dan karir yang buruk.
- Menjadi pengangguran.
- Mengalami masalah dengan keuangan.
- Kerap bermasalah dengan hukum.
- Kecanduan alkohol dan penyalahgunaan zat lainnya.
- Sering mengalami kecelakaan kendaraan dan lainnya.
- Hubungan yang tidak stabil, baik dengan pasangan, teman, dan keluarga.
- Kesehatan fisik dan mental yang buruk.
- Citra diri yang buruk.
- Memiliki upaya bunuh diri.
Pencegahan ADHD
Sayangnya, tidak ada pencegahan spesifik yang bisa dilakukan terhadap kondisi ADHD.
Namun, risiko gangguan mental ini bisa orang tua kurangi, Mulailah sedini mungkin dari masa kehamilan.
Ibu hamil sebaiknya tidak merokok, tidak mengonsumsi minuman beralkohol dan obat-obatan terlarang, sera sebisa mungkin menjauhkan anak dari asap rokok serta paparan zat beracun yang bisa membahayakan kesehatan.
Cara lainnya, yaitu:
- Konsumsi makanan bergizi dan seimbang yang dapat berpengaruh pada perkembangan otak dan fungsi kognitif. Hindari makanan tinggi gula dan junk food serta pastikan untuk menyertakan buah-buahan, sayuran, biji-bijian, dan protein sehat dalam makanan sehari-hari.
- Meski sedang hamil, ibu tetap perlu bergerak aktif. Olahraga ringan terbukti bisa mencegah komplikasi selama kehamilan.
- Kurangi stres dengan cara melakukan hobi, berolahraga ringan atau berlatih teknik relaksasi.
Kapan Harus ke Dokter?