“Kriminolog UI Adrianus Meliala menilai aksi ini lebih sebagai persoalan sosial daripada pidana”.
sukabumiNews, JAKARTA – Menjelang Lebaran, aksi premanisme yang berkedok organisasi masyarakat (ormas) semakin marak terjadi. Para oknum ormas mendatangi pengusaha dan meminta Tunjangan Hari Raya (THR) secara paksa.
Kriminolog Universitas Indonesia (UI), Adrianus Meliala menilai, aksi ini lebih sebagai persoalan sosial daripada pidana. Menurutnya, aksi semacam ini sering menimbulkan ketidaknyamanan bagi para pengusaha.
“Mereka sering mendatangi pabrik atau toko untuk memaksa perusahaan menerima warga lokal. Bahkan, mereka juga meminta proyek seperti pengelolaan sampah atau penyediaan bahan makanan,” ujar Adrianus dalam perbincangan bersama Pro3 RRI, Selasa (18/3/2025).
Adrianus menyebut, para pelaku lebih mengandalkan otot dan atribut semi-militer untuk menekan pengusaha. Mereka cenderung tidak memiliki keterampilan dan enggan bekerja keras untuk mencukupi kebutuhan hidupnya.
Menurutnya, penyelesaian masalah ini membutuhkan keterlibatan pengusaha, kepolisian, pemerintah daerah, dan pemerintah pusat. Semua pihak harus berkolaborasi agar aksi serupa tidak terulang setiap tahun.
“Pihak kepolisian harus rutin patroli dan sosialisasi untuk mencegah aksi premanisme,” kata Adrianus. Ia menilai, jika dibiarkan, aksi para oknum ini akan terus berulang dan merugikan pengusaha.
Adrianus menyebut, intimidasi semacam ini dapat diproses hukum, tetapi banyak pengusaha memilih diam. Proses hukum yang rumit membuat pengusaha enggan melapor dan memilih memberikan uang. (Pitri Noviyanti)
Ikuti dan dapatkan juga update berita pilihan dari sukabumiNews setiap hari di Channel WahatsApp, Telegram dan GoogleNews.
COPYRIGHT © SUKABUMINEWS 2025