sukabumiNews, TEHERAN – Sekretaris jenderal Hizbullah dengan tegas menolak rencana pelucutan senjata gerakan perlawanan Lebanon, dan mengatakan tidak seorang pun berhak meminta Hizbullah untuk meletakkan senjata selama serangan musuh [Israel] terus berlanjut yang melanggar gencatan senjata.
Pernyataan itu ditegaskan Sheikh Naim Qassem, ketika berbicara pada upacara berkabung yang diadakan untuk memperingati Ashura di Beirut, seperti dilaporkan Tasnim, 6 Juli 2025.
Dalam kesempatan itu, Sheikh Naim menegaskan kembali komitmen teguh Hizbullah untuk melawan Israel dan membela Lebanon. Ia mengutuk pelanggaran Israel yang sedang berlangsung, menolak normalisasi, dan menyuarakan dukungan kuat untuk Gaza dan Yaman.
Pimpinan Hizbullah mencatat bahwa jumlah peserta yang sangat banyak pada peringatan tahun ini sangat mengejutkan dan sangat simbolis, terutama karena beberapa pihak memperkirakan partisipasi publik akan berkurang mengingat adanya peristiwa regional baru-baru ini, Al Mayadeen melaporkan.
“Perlawanan ini adalah perlawanan Imam Sayyed Musa al-Sadr dan pemimpin para syuhada umat, Sayyed Hassan Nasrallah, dan ini akan menegakkan perjanjian,” kata sekretaris jenderal Hizbullah dalam pidatonya. Lebih lanjut Ia menekankan bahwa “api perlawanan akan tetap menyala, bahkan jika situasinya sulit.”
BACA Juga: Israel Klaim Temukan Senjata Rusia Canggih Saat Cari Markas Hizbullah di Lebanon
BACA Juga: Militer Iran Peringatkan Israel Gelombang Baru Serangan Dahsyat dalam Hitungan Jam
Sheikh Qassem menegaskan komitmen Hezbollah yang teguh untuk melestarikan gerakan perlawanan, yang ia gambarkan sebagai tugas suci yang harus dilindungi. Ia dengan tegas menolak peran apa pun dalam menormalisasi atau membenarkan pendudukan di wilayah tersebut, dan menggambarkan normalisasi sebagai hal yang sangat merendahkan dan tidak dapat diterima.
“Kami menghadapi musuh dengan membela Lebanon, dan pembelaan ini akan terus berlanjut, bahkan jika seluruh dunia menentang kami. Pembebasan adalah kewajiban, tidak peduli berapa lama waktu yang dibutuhkan,” kata Sheikh Qassem, seraya menambahkan.
“Bagaimana Anda bisa mengharapkan kami untuk berhenti ketika musuh terus melakukan agresinya? Kami tidak dapat menerima ini, dan kami memikul wasiat para martir kami di pundak kami. Kami tidak akan pernah menyerah. Kami adalah orang-orang yang bekerja di lapangan, dan posisi kami jelas: hak kami harus diutamakan atau kepalsuan mereka harus dikalahkan,” tegasnya.
Pemimpin Lebanon itu menegaskan bahwa Hizbullah dan sekutunya, gerakan Amal, tidak kekurangan kekuatan atau kemampuan apa pun, seraya menekankan bahwa keduanya bersatu dalam setiap konfrontasi. “Kami merasa konyol jika diminta menyerahkan roket kami, yang merupakan fondasi pertahanan kami. Kami bertekad untuk hidup di negara yang bebas, berdaulat, dan bermartabat,” kata Sheikh Qassem, seraya menekankan bahwa jika bukan karena perlawanan, rezim Israel sudah akan menyerbu kota-kota dan desa-desa Lebanon sejak lama.
“Kami akan terus melawan dan menghadapi (musuh). Perjanjian gencatan senjata seharusnya menghentikan agresi, tetapi pendudukan telah melakukan ribuan pelanggaran,” tegas Sekjen, seraya menambahkan, “Kami tidak dapat diintimidasi hingga tunduk. Tidak seorang pun berhak menuntut kami melunakkan posisi atau melucuti senjata selama serangan musuh terus berlanjut.”
Sheikh Qassem menyatakan bahwa rezim Zionis harus melaksanakan tahap pertama perjanjian tersebut dengan menarik pasukannya, menghentikan semua agresi dan serangan udara, membebaskan tahanan, dan mengizinkan dimulainya upaya rekonstruksi, seraya menekankan bahwa “setelah tahap pertama selesai, kami siap untuk berdiskusi.”
“Kami tidak khawatir dengan ancaman dari pendudukan atau Washington, baik berupa pembunuhan atau seruan untuk menyerah. Kami siap untuk perdamaian dan pembangunan negara, sebagaimana kami siap untuk konfrontasi dan pertahanan, dan kami tidak akan melepaskan hak-hak kami, tidak peduli berapa pun pengorbanannya,” kata Sheikh Qassem.
Pemimpin Hizbullah menyampaikan pidato di hadapan rakyat Gaza dan kelompok-kelompok Perlawanan Palestina. “Dengan perlawanan kalian, kalian termasuk orang-orang paling terhormat di dunia dan yang terbaik di negeri ini. Palestina akan tetap menjadi milik rakyatnya, dan kami akan terus mendukung Anda,” tambahnya.
Selain itu, Sheikh Qassem memuji peran Yaman di kawasan tersebut, dan menekankan bahwa “Yaman telah menjadi obor perlawanan dan kehormatan, serta memberikan contoh unik dengan mempermalukan Amerika dan Israel.”
Di tempat lain, pemimpin Lebanon memberi penghormatan kepada rakyat Iran “yang berdiri teguh dan mencegah Israel mencapai tujuannya.”
Ikuti dan dapatkan juga update berita pilihan dari sukabumiNews setiap hari di Channel WahatsApp, Telegram dan GoogleNews.
COPYRIGHT © SUKABUMINEWS 2025