Dede Farhan Aulawi Sampaikan Prognosa Keamanan dan Ekonomi Global 2024

Pemerhati Keamanan Internasional Dede Farhan Aulawi dalam obrolan santai saat memasuki awal tahun baru 2024 bersama para awak media di Bandug, Selasa (2/1/2024). (Foto: Istimewa)

Dalam praktiknya perang tersebut sebenarnya sudah semakin melebar dan melibatkan beberapa negara, meskipun ada yang terlibat langsung atau tidak langsung.

BANDUNG ( sukabumiNews.id ) – sama diketahui bahwa perang saat ini masih terjadi antara Rusia vs Ukraina , dan Israel vs Palestina .

Dalam praktiknya perang tersebut sebenarnya sudah semakin melebar dan melibatkan beberapa negara, meskipun ada yang terlibat langsung atau tidak langsung.

Banyak mata yang terus mencermati situasi ini dan berharap agar perang segera selesai atas dasar keinginan luhur untuk menciptakan perdamaian dan rasa kemanusiaan.

Kalah atau menang dalam perang pada akhirnya akan melahirkan sejarah balas dendam, dan tinggal menunggu waktu kapan peperangan selanjutnya akan dimulai kembali.

“Sangat penting untuk terus mendorong keinginan untuk saling menghormati dan menghargai dalam berbagai forum internasional agar tercipta perdamaian dunia,” ungkap Pemerhati Keamanan Internasional Dede Farhan Aulawi .

Read More

Hal ini terungkap dalam diskusi santai memasuki awal tahun baru 2024 antara Dede Farhan Aulawi dengan para awak media di Bandug, Selasa (2/1/2024), yang meminta pendapatnya mengenai perkiraan situasi keamanan dan ekonomi di tahun 2024 ini.

Menurutnya, para investor atau pelaku ekonomi sektor riil lainnya sangat menunggu situasi keamanan global yang aman, karena pasti akan berdampak pada pencapaian target bisnisnya. Prognosa dan perencanaan bisnis akan semakin sulit dalam situasi yang penuh sesak.

Selanjutnya Dede juga menjelaskan dampak jangka panjang dari perang yang terjadi terhadap situasi ekonomi, perdagangan internasional, dan globalisasi.

Menurut Dede, pasca perang, biasanya banyak negara yang akan fokus pada perbaikan kondisi ekonomi dan mempercepat Pemulihan, termasuk membangun kembali infrastruktur yang rusak akibat perang, dan yang bisa mempercepat pertumbuhan ekonomi.

“Fakta empiris menunjukkan bahwa perang tidak hanya melibatkan negara-negara saja, tetapi juga perusahaan swasta dan aktor non-negara lainnya,” ujarnya.

Hal ini, lanjut Dede, menunjukkan betapa kompleksnya keterkaitan antara perang dan ekonomi di era globalisasi saat ini.

Dampak perang terhadap perekonomian global, antara lain menurunkan Pertumbuhan Ekonomi karena banyaknya aset, infrastruktur, dan modal manusia yang hancur selama perang.

Selain itu, menyebabkan Inflasi karena pengeluaran pemerintah yang besar untuk membiayai perang, dan juga menurunkan produksi barang dan jasa.

“Hal ini dapat menyebabkan harga barang dan jasa naik, sehingga menurunkan daya beli masyarakat dan meningkatkan biaya hidup. Lalu tingkatkan Pengangguran karena selama perang banyak orang yang meninggalkan pekerjaan atau menjadi korban perang,” paparnya.

Selain itu, tambah dia, banyak perusahaan yang terpaksa tutup atau merumahkan karyawannya. Kemudian menurunkan Nilai Mata Uang karena pengeluaran pemerintah yang besar untuk perang dan intimidasi politik. Terakhir tentu saja akan memicu Penurunan Investasi.

“Kondisi pelemahan ekonomi yang terjadi tidak hanya terjadi di negara-negara yang terlibat perang secara langsung saja, namun berdampak pada negara-negara lain. Lihat saja bagaimana perekonomian Tiongkok yang terus menandakan tanda-tanda pelemahan, misalnya terkait dengan penjualan ritel, dan produksi manufaktur serta pertumbuhan pinjaman,” terang Dede.

Jadi, kata Dede, Tiongkok saat ini menghadapi kemerosotan sektor properti, lemahnya belanja konsumen dan jatuhnya pertumbuhan kredit yang menyebabkan bank-bank besar menurunkan perkiraan pertumbuhan mereka untuk tahun ini.

Daftar

Related posts