Sivitas akademika Universitas Indonesia (UI) dan para guru besar menyampaikan Seruan Kebangsaan, khususnya menghadapi pemilu 2024
Depok (sukabumiNews.id) – Keprihatinan terhadap kondisi terkini, khususnya menghadapi pemilu 2024 mendorong sivitas akademika Universitas Indonesia (UI) dan para guru besar menyampaikan Seruan Kebangsaan.
Pernyataan ini disampaikan di Kampus UI Depok ,Jabar (2/2/2024), berbarengan dengan acaara Dies Natalis UI yang ke-74. Pernyataan itu diberi judul “ Genderang Universitas Indonesia Bertalu Kembali”.
“Sungguhpun kami nampak diam, tenggelam dalam kerja-kerja akademik di ruang kelas, ruang seminar, laboratorium, berdiam diri di dalam tumpukan buku, atau menulis gagasan di ujung pena; tetapi kami tetap mewaspadai hidupnya demokrasi dan mewaspadai kedaulatan tetap di tangan rakyat,” ujar Ketua Dewan Guru Besar UI Harkristuti Harkrisnowo, membacakan pernyataan.
Menurut Harkristuti, lima tahun terakhir utamanya menjelang pemilu 2024, UI kembali terpanggil untuk menabuh genderang, membangkitkan asa dan memulihkan demokrasi negeri yang terkoyak. Negeri kami nampak kehilangan kemudi akibat kecurangan dalam perebutan kuasa, nihil etika, menggerus keluhuran budaya serta kesejatian bangsa.
“Kami, sivitas akademika Universitas Indonesia prihatin atas hancurnya tatanan hukum dan demokrasi. Hilangnya etika bernegara dan bermasyarakat, terutama korupsi dan nepotisme telah menghancurkan kemanusiaan, dan merampas akses keadilan kelompok miskin terhadap hak pendidikan, kesehatan, layanan public, dan berbagai kelayakan hidup,” paparnya.
Harkristuti melanjutkan, keserakahan atas nama pembangunan tanpa naskah akademik berbasis data, tanpa kewarasan akal budi dan kendali nafsu keserakahan, telah menyebabkan semakin punahnya sumber daya alam hutan, air, kekayaan di bawah tanah dan laut, memusnahkan keanekaragaman hayati, dan hampir semua kekayaan bangsa kita. Mereka lupa bahwa di dalam hutan , di pinggir sungai, danau dan pantai, ada orang-orang, flora dan fauna, dan keberlangsungan kebudayaan masyarakat adat bangsa kita.
“Kami resah atas sikap dan tindak laku para pejabat, elit politik dan hukum yang mengingkari sumpah jabatan mereka untuk menumpuk harta pribadi, dan membiarkan Negara tanpa tatakelola dan digerus korupsi, yang memuncak menjelang pemilu. Kami cemas kegentingan saat ini akan bisa menghancurkan masa depan bangsa dan ke-Indonesian,” tegasnya
“Maka, berdasarkan ruh kebebasan akademik yang kami punya, kami berdiri di sini mengajak sivitas akademika perguruan tinggi di seluruh tanah air, untuk segera merapatkan barisan guna mengawal pelaksanaan Pemilu yang adil, jujur dan bermartabat.
Pertama, mengutuk segala bentuk tindakan yang menindas kebebasan berekspresi. Kedua, menuntut hak pilih rakyat dalam pemilu dapat dijalankan tanpa intimidasi dan ketakutan. Ketiga, menuntut agar semua ASN, Pejabat Pemerintah, TNI dan Polri dibebaskan dari paksaan untuk memenangkan salah satu paslon.
“Terakhir, menyerukan agar semua perguruan tinggi di seluruh tanah air mengawasi dan mengawal secara ketat pelaksanaan pemungutan dan penghitungan suara di wilayah masing-masing,” pungkasnya.
Seminggu terakhir ini beberapa kampus menyuarakan kritik terhadap pemerintahan Presiden Jokowi. Diawali Universitas Gajah Mada (UGM) yang mengeluarkan Petisi Bulaksumur, kemudian disusul Universitas Islam Indonesia (UII) Yogyakarta, Universitas Andalas (Unand) Padang, dan Universitas Islam Negeri (UIN) Syarif Hidayatullah Jakarta. Intinya mereka mengkritik penyalahgunaan kekuasaan yang berpotensi kecurangan dalam pemilu serta menuntut Negara bersikap netral dan tidak berpihak pada pasangan calon tertentu dalam Pilpres 2024.