sukabumiNews, GAZA – Sedikitnya 30 warga Palestina gugur, termasuk 13 anak, setelah Israel mengebom sebuah bangunan yang menampung para pengungsi di kamp pengungsian Jabalia, Gaza Utara.
Kantor berita Wafa pada Ahad (10/11/2024) melaporkan bahwa pengeboman terhadap rumah keluarga Alloush, yang penuh sesak dengan penghuni dan para pengungsi, mengakibatkan kehancuran total pada bangunan tersebut. Para korban luka-luka dipindahkan ke Rumah Sakit Baptis.
Sementara badan PBB untuk pengungsi Palestina (UNRWA) memperingatkan akan adanya “kelaparan” di Gaza utara setelah lebih dari satu bulan pengeboman dan pengepungan militer.
Para saksi mata mengatakan gedung bertingkat itu hancur dalam serangan tersebut, dengan banyak orang yang masih terjebak di bawah reruntuhan.
BACA Juga: Jelang 1 Tahun Genosida Gaza, MUI Ajak Masyarakat Tak Kendor Boikot Produk Israel
Hani Mahmoud dari Al Jazeera, yang melaporkan dari Deir el-Balah di pusat kota Gaza, mengatakan bahwa serangan tersebut terjadi pada Ahad (10/11), sekitar pukul 6 pagi waktu setempat.
“Menurut seorang saksi mata, saat itu suasana sangat tenang, kecuali dengungan drone dan quadcopter serta jet tempur yang bermanuver di daerah tersebut. Tiba-tiba, tanpa peringatan sebelumnya, rumah itu dibom,” katanya.
Menurut laporan media, lima orang lagi tewas dalam serangan Israel lainnya di sebuah rumah di lingkungan Sabra, Kota Gaza.
Sejak 6 Oktober, militer Israel telah terlibat dalam serangan udara dan darat di daerah-daerah di Gaza utara, termasuk Jabalia, dengan mengklaim bahwa mereka menargetkan para pejuang Hamas.
Organisasi-organisasi hak asasi manusia dan para pegiat mengatakan bahwa sebagian besar korban tewas adalah perempuan dan anak-anak. Kantor Hak Asasi Manusia PBB (OHCHR) mengatakan pada Jumat bahwa perempuan dan anak-anak mencakup hampir 70 persen dari ribuan kematian yang berhasil diverifikasi.