Aksi FBS Tolak Dugaan Pungli dalam Proses Rekrutmen di PT GSI Sukalarang Sempat Ricuh

Aksi anggota FSB menolak dugaan pungli dalam proses rekrutmen karyawan di depan pinntu gerbang PT GSI Sukalarang, Kamis (8/5/2025), sempat diwarnai kericuhan tatkala dihadang oleh sekelompok warga tak dikenal, hingga satu anggota FSB mengalami kekerasan fisik. Selain itu dua kendaraan milik peserta aksi juga sempat mengalami kerusakan ringan. | Foto: Prim RK/ sukabumiNews

sukabumiNews, SUKALARANG – Aksi puluhan anggota Forum Sukabumi Bergerak (FSB) di depan gerbang pabrik PT Glostar Indonesia (GSI) 2 yang berlokasi di Kampung Kedung Gede, Desa Titisan, Kecamatan Sukalarang pada Kamis (8/5/2025) siang diwarnai keriucuhan.

Insiden ini bermula saat massa FSB hendak masuk ke area pabrik dihadang oleh sekelompok warga tak dikenal, hingga sempat memicu aksi saling dorong, adu mulut, bahkan sempat terjadi baku hantam.

Bahkan pantauan sukabumiNews di lokasi kejadian, dua buah kendaraan milik peserta aksi mengalami kerusakan akibat insiden tersebut.

Diketahui bahwa aksi oleh anggota FSB ini sebagai bentuk protes atau penolakan terhadap dugaan maraknya pungutan liar (pungli) dalam proses rekrutmen karyawan.

Selain itu mereka juga memprotes terhadap kemacetan lalu lintas yang kerap terjadi di sekitar pabrik, serta ketidakjelasan dana Corporate Social Responsibility (CSR) yang selama ini dijalankan perusahaan.

Kericuhan ini berhasil diredam setelah petugas Kepolisian yang berada di lokasi turun tangan melerai kedua belah pihak. Setelahnya, perwakilan FSB diizinkan untuk masuk area pabrik dan berdialog dengan pihak manajemen.

Read More

Koordinator aksi, Muhammad Mulki mengatakan bahwa dalam audiensinya dengan pihak manajemen, FSB menyampaikan tujuh tuntutan utama.

Berikut 7 tuntutan FSB tersebut;

  1. Menghentikan seluruh praktik pungli dalam proses penerimaan kerja;
  2. Memperkuat tim independen anti pungli di internal PT GSI;
  3. Mengusut dan menindak tegas oknum yang terlibat;
  4. Memprioritaskan warga Sukalarang dan sekitarnya dalam perekrutan tenaga kerja;
  5. Membangun jalan alternatif untuk mngurai kemacetan;
  6. Melakukan audit terbuka dana CSR selama 10 tahun terakhir, dan
  7. Membentuk forum CSR partisipatif yang melibatkan masyarakat setempat.

“Kami tidak bertujuan mengganggu operasional perusahaan atau investasi yang masuk ke Sukabumi. Kami hanya ingin menyampaikan aspirasi masyarakat. Jika tidak ditanggapi, kami akan bersurat kembali ke perusahaan dan pemerintah daerah,” tegas Mulki.

Dimintai tanggapan seputar insiden yang sempat terjadi di luar, Muhammad Mulki mengatakan bahwa pihak PT GSI 2 Sukalarang, akan menunggu hasil penyelidikan dari kepolisian, serta mendorong pihak berwenang untuk membuka CCTV agar mengetahui siapa yang sebenarnya melakukan provokasi.

Mulki menyebutkan bahwa salah satu anggota FSB, yaitu Sandi, yang juga warga Desa Titisan, sempat mengalami kekerasan fisik.

“Sandi didorong dan sempat digonjang-ganjing kepalanya. Bahkan dua kendaraan milik peserta aksi mengalami kerusakan ringan seperti spion patah dan pelat nomor copot, tapi sudah diperbaiki kembali,” ujar Mulki

Hingga berita ini ditayangkan belum ada keterangan resmi dari PT GSI 2 terkait sikap perusahaan terhadap tuntutan FBS, dan insiden penghadangan terhadap aksi FSB yang dilakukan oleh sekelompok warga tak dikenal itu.

Ikuti dan dapatkan juga update berita pilihan dari sukabumiNews setiap hari di Channel WahatsApp, Telegram dan GoogleNews.

COPYRIGHT © SUKABUMINEWS 2025

Daftar

Related posts